TEMPO.CO, Kairo – Polisi Mesir membubarkan aksi protes di ibu kota Kairo dengan mengerahkan pasukan berjumlah besar di berbagai kota.
Polisi melakukan ini menyusul munculnya ajakan besar-besaran demonstrasi melawan Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi. Sebuah demonstrasi pro-Sisi juga digelar di ibu kota.
“Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan sekitar seribu orang demonstran di Pulau Warraq di Kairo, yang meneriakkan ‘Sisi Pergi’,” begitu dilansir Reuters dengan mengutip saksi mata dan sumber dari aparat keamanan pada Jumat, 27 September 2019.
Pada pekan lalu, demonstrasi besar juga terjadi di Kairo pusat dan sejumlah kota. Mereka menuding Sisi menerima uang suap dan militer yang dominan. Sisi membantah semua tudingan ini.
Para pemrotes berusaha berkumpul di Mesir bagian selatan yaitu Qus tapi polisi juga membubarkan mereka seperti dilansir sumber di aparat keamanan.
Polisi juga mencoba memblokir semua jalan masuk ke Lapangan Tahrir sehingga warga tidak bisa berunjuk rasa. Lapangan Tahrir merupakan pusat demonstrasi besar yang berhasil menjatuhkan bekas tiran Presiden Hosni Mubarak pada 2011.
Polisi banyak turun ke jalan memeriksa para pengendara motor di kota-kota besar. Mereka juga membuka ponsel warga untuk mengetahui apakah ada konten politik di dalamnya.
El-Sisi kembali ke Mesir pada Juat pagi setelah mengikuti acara Sidang Umum Perserikatan Bangsa Bangsa di New York, Amerika Serikat.
“Situasinya tidak layak. Anda perlu tahu bahwa rakyat Mesir sangat menyadari… Jangan khawatirkan apapun,” kata dia kepada jurnalis di Kairo.
Sisi juga membantah tuduhan korupsi yang diunggah oleh Mohamed Ali, seorang kontraktor dan bekas aktor. Video ini memicu munculnya aksi protes besar-besaran di Kairo.
“Ini citra yang dibentuk seperti sebelumnya. Berisi kebohongan dan upaya merusak nama baik dan sejumlah media menampilkan gambaran yang tidak benar,” kata dia.
Kelompok HAM mengatakan aparat melakukan penangkapan besar-besaran terhadap sekitar 2.000 warga Mesir. Jaksa mengatakan sekitar 1.000 orang diinterogasi karena mengikuti unjuk rasa anti-Sisi.