TEMPO.CO, Dubai – Kapal berbendera Inggris, Stena Impero, berlayar meninggalkan perairan Iran pada Jumat, 27 September 2019.
Ini terjadi setelah kapal ditahan pada Juli 2019 pasca terjadi konflik Inggris dan Iran, yang memicu ketegangan di kawasan Teluk.
Manajemen perusahaan Stena Bulk dari Swedia mengatakan kapal Stena Imperio meninggalkan pelabuhan Bandar Abbas pada Jumat pagi dan menuju Dubai. Ini akan diikuti dengan repatriasi kru setelah tertahan selama 10 pekan.
Pasukan Garda Revolusi Iran menahan kapal ini di Selat Hormuz, yang merupakan kawasan jalur kapal utama di kawasan Timur Tengah, dengan dugaan melanggar aturan kelautan. Ini terjadi dua pekan setelah Inggris menahan kapal tanker asal Iran di lepas pantai Gibraltar. Kapal Iran telah dilepaskan pada Agustus 2019.
“Kapal telah mencapai perairan internasional,” kata Erik Hanell, CEO Stena Bulk, lewat pesan teks seperti dilansir Reuters pada Jumat, 27 September 2019.
Hanell mengatakan kapten kapal telah mengabarkan semua kru aman dan bersemangat setelah dibebaskan.
Ada 23 kru kapal dengan tujuh orang telah dibebaskan. Hanell mengatakan sisa kru akan melakukan pengecekan kesehatan di Dubai dan melanjutkan perjalanan ke rumah.
Penyitaan kapal ini meningkatkan ketegangan di kawasan Teluk setelah terjadi serangan terhadap kapal dagang di kawasan perairan Teluk. AS menyalahkan Iran sebagai pelaku, yang dibantah Teheran.
Saat ini, sejumlah negara seperti Inggris dan Prancis mencoba memediasi Iran dan AS, yang mengalami ketegangan pasca keputusan Presiden AS, Donald Trump, keluar dari Perjanjian Nukli Iran 2015.
Trump sempat mengundang Presiden Iran, Hassan Rouhani, untuk bertemu di sela-sela Sidang Umum PBB di New York pada awal pekan ini. Namun, serangan terhadap dua instalasi kilang Arab Saudi, yang diduga dilakukan oleh Iran, membuat rencana pertemuan itu batal.