TEMPO.CO, Washington – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bakal hanya mengizinkan sekitar 18 ribu pengungsi untuk tinggi di AS pada 2020.
Keputusan Trump ini membuat ini sebagai jumlah pengungsi paling sedikit dalam sejarah moderen AS.
“Beban sistem imigrasi AS saat ini harus dialihkan sebelum sistem imigrasi bisa menerima pengungsi dalam jumlah besar,” kata pejabat kementerian Luar Negeri seperti dilansir Reuters pada Jumat, 27 September 2019.
Pemerintah mengatakan harus mengalihkan fokus memproses tunggakan ratusan ribu permintaan pencari suaka, yang mayoritas dari negara di Amerika Tengah dan melintasi perbatasan Meksiko dan AS.
Pada saat yang sama, Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang menyatakan pemerintah federal bakal meminta persetujuan terlebih dulu dari pemerintahan negara bagian dan lokal untuk merealokasi pengungsi ke dalam komunitas mereka. Ini menjadi perubahan dalam kebijakan program pengungsi federal.
Reuters melansir Trump menjadikan pengurangan jumlah imigran sebagai salah satu fokus kebijakan pada masa pemerintahannya.
Saat mulai menjabat pada 2017, dia mengeluarkan perintah maksimum 50 ribu pengungsi yang bisa diterima pada tahun itu. Jumlah ini kurang dari setengah yang ditetapkan Presiden Barack Obama beberapa bulan sebelumnya.
Dari jumlah jatah 18 ribu itu, 4.000 bakal diperuntukkan bagi Irak. 5.000 untuk orang-orang yang melarikan diri akibat persekusi agama. Lalu ada 1.500 jatah untuk negara dari Amerika Tengah seperti Honduras, Guatemala, dan El Salvador. Sisanya sekitar 7.500 jatah untuk pengungsi dengan berbagai macam kebutuhan.
Pada saat yang sama, seperti dilansir Channel News Asia, Trump juga terus membangun tembok perbatasan di selatan dengan Meksiko setinggi sekitar 10 meter. Tembok ini menggunakan balok besi yang menurut Trump akan menjadi sangat panas pada siang hari sehingga sulit dipanjat para imigran dari Amerika Latin.