TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump mengatakan ingin tahu siapa yang memberikan informasi kepada whistleblower tentang panggilan teleponnya dengan presiden Ukraina dan mengancam informan whistleblower.
Hal ini diungkapkan Trumpm kepada Misi AS di PBB pada Kamis, mengatakan bahwa bahwa siapa pun yang melakukannya "dekat dengan mata-mata" dan bahwa "di masa lalu" mata-mata ditangani secara berbeda.
New York Times melaporkan, 26 September 2019, komentar itu mengejutkan orang-orang yang hadir, menurut seseorang yang menjelaskan tentang apa yang terjadi dan rekaman audio parsial dari pernyataan Trump. Trump membuat pernyataan beberapa menit dalam sambutannya di hadapan sekitar 50 karyawan misi PBB dan keluarga mereka. Pada awalnya, dia mengutuk peran mantan Wakil Presiden Joseph R. Biden Jr di Ukraina pada saat putranya Hunter Biden berada di dewan perusahaan energi Ukraina.
Trump berulang kali menyebut whistleblower dan mengutuk media karena melaporkan aduan yang diungkapkan whistleblower. Presiden kemudian mengatakan bahwa whistleblower tidak pernah mendengar panggilan tersebut.
"Saya ingin tahu siapa orang yang memberi informasi kepada whistleblower karena itu hampir seperti mata-mata," kata Trump. "Kalian tahu apa yang dulu kita lakukan di masa lalu ketika mengatasi mata-mata dan pengkhianat, kan? Kita dulu menanganinya sedikit berbeda dari yang kami lakukan sekarang."
Komentar presiden mengancam whistleblower, misalnya dengan menghilangkan izin keamanan mereka atau diturunkan pangkatnya.
Presiden Donald Trump, kanan, melakukan pertemuan disela-sela sidang umum PBB dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy. Sumber: REUTERS/Jonathan Ernst
Ketua Demokrat Urusan Luar Negeri DPR, Intelijen, dan Komite Pengawasan dan Reformasi, yang mencari kesaksian dari whistleblower, menyebut pernyataan presiden sebagai tindakan intimidasi. Gedung Putih belum menanggapi pernyataan mengancam Trump ini.
Aduan whistleblower, yang dipublikasikan Kamis pagi, berisi informasi tentang panggilan telepon yang dikumpulkan dari beberapa pejabat Amerika Serikat, dan menggambarkan kekhawatiran bahwa Trump menekan presiden Ukraina untuk menyelidiki Biden, yang mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Demokrat 2020, dan putra Biden.
Di pertemuan misi AS untuk PBB, beberapa di antara kerumunan menertawakan komentar Trump. Acara ini tertutup bagi wartawan, dan selama sambutannya, presiden menyebut media "sampah". Duta Besar untuk PBB, Kelly Knight Craft, ada di ruangan tersebut.
Di atas Air Force One dalam perjalanan kembali ke Washington pada Kamis sore, Trump menjadi marah setelah menonton liputan berita di televisi tentang whistleblower, kata anggota staf. Trump turun dari pesawat dan berbicara langsung ke kamera media.
"Demokrat akan kalah dalam pemilihan dan mereka tahu itu. Itu sebabnya mereka melakukannya," gerutu Donald Trump.