TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menolak himbauan agar Ukraina mempublikasi detail pembicaraannya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 25 Juli 2019. Penolakan itu disampaikan setelah muncul dugaan percakapan telepon itu berisi permintaan Trump agar Ukraina menginvestigasi putra Joe Biden.
Biden adalah mantan Wakil Presiden Amerika Serikat pada era mantan Presiden Barack Obama. Dia telah menjadi sosok yang paling dijagokan dalam pemilu Amerika Serikat November 2020.
Pada Rabu, 25 September 2019, Zelenskiy, yang juga mengikuti sidang umum PBB di New York, Amerika Serikat, mengatakan pihaknya sudah berfikir bahwa pembicaraan telepon itu akan dipublikasi oleh pihak Trump (bukan olehnya). Dia berpandangan detail pembicaraan antar presiden dari negara yang sama-sama merdeka, kadang tidak seharusnya dipublikasi.
Transkrip percakapan telepon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy. Sumber: reuters.com
Zelenskiy pun meyakinkan dia tidak tahu detail investigasi soal putra Biden. Namun kasus itu adalah satu dari banyak kasus yang bersedia di diskusikannya dengan para pemimpin dunia jika diminta. Zelenskiy sudah memerintahkan pada jaksa penuntut agar menginvestigasi semua kasus tanpa ada campur tangan.
"Saya tidak mau ngomong jelek soal siapa pun. Kami berterima kasih kepada semua orang yang membantu kami," kata Zelenskiy, usai bertemu dengan Presiden Trump disela-sela sidang umum PBB, seperti dikutip dari reuters.com, Kamis, 26 September 2019.
Di Ukraina, sejumlah pihak menilai tudingan adanya tekanan terhadap Presiden Zelenskiy dari Trump telah menorehkan luka. Beberapa masyarakat Ukraina takut luka akibat isu ini bisa memantik dampak buruk pada hubungan Ukraina - Amerika Serikat dan mengganggu uang bantuan militer dari Amerika Serikat serta hal lainnya.
Sebelumnya DPR Amerika Serikat menerbitkan sebuah permintaan resmi untuk pemakzulan Presiden Trump. DPR Amerika Serikat yang dikuasai oleh Partai Demokrat menuding Trump telah meminta pertolongan ke Ukraina untuk menyepak rival politiknya dari Partai Demokrat, Jow Biden. Putra Biden bekerja di sebuah perusahaan gas di Ukraina dan perusahaan itu pernah disidik oleh otoritas Ukraina.