TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat diproyeksi akan mengurangi dana bantuan militer untuk Ukraina tahun fiskal 2019 dari US$ 250 juta menjadi US$ 30 juta atau sekitar Rp 424 miliar. Sumber di pemerintah Amerika Serikat mengatakan pemangkasan dana bantuan itu belum bisa diketahui apakah karena bagian dari upaya Presiden Donald Trump untuk membekukan sementara bantuan negaranya ke Ukraina sebesar US$ 400 juta atau Rp 5,6 triliun.
Sumber tersebut mengungkap hampir 90 persen uang bantuan itu akan menyasar pada pembatasan militer Ukraina, kendati sedang terjadi drama politik di Washington. Sedangkan Pentagon belum menyampaikan berapa banyak uang bantuan yang akan dialokasikan sampai akhir 2019 selain US$ 250 juta yang dijanjikan.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat pada Rabu, 25 September 2019, Mark Esper, menolak berkomentar apakah keputusan Gedung Putih untuk menunda uang bantuan militer ke Ukraina telah menciderai keamanan nasional Amerika Serikat.
Presiden AS, Donald Trump (kanan) dan Senator Bernie Sanders dari Partai Demokrat. Collective-evolution
Amerika Serikat memberikan uang bantuan keamanan ke Ukraina US$ 1,5 miliar atau Rp 21 triliun sejak 2014 atau persisnya ketika Rusia menganeksasi Semenanjung Krimea dari Ukraina. Uang bantuan itu telah ditambah sejak Trump naik jabatan menjadi Presiden, termasuk penyediaan persenjataan yang bisa dipakai untuk melawan Rusia dalam konflik separatis yang berkecamuk di Ukraina timur.
Sebelumnya DPR Amerika Serikat menerbitkan sebuah permintaan resmi untuk pemakzulan Presiden Trump. DPR Amerika Serikat yang dikuasai oleh Partai Demokrat menuding Trump telah meminta pertolongan ke Ukraina untuk menyepak rival politiknya dari Partai Demokrat, Jow Biden. Rencananya Biden akan maju dalam pemilu Amerika Serikat November 2020. Muncul pertanyaan apakah Trump telah menggunakan uang bantuan sebagai senjata.
Presiden Trump menyangkal telah melakukan tindakan yang salah. Santer diberitakan dia melakukan pembicaraan telepon pada Juli 2019 dengan Presiden Ukraina agar melakukan investigasi apakah Biden yang mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, telah menutup investigasi terhadap sebuah perusahaan gas yang mempekerjakan putranya.