Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Greta Thunberg, dari Aksi Sendiran hingga Menginspirasi Jutaan

image-gnews
Aktivis Iklim Swedia berusia 16 tahun, Greta Thunberg, berbicara di KTT Aksi Iklim PBB tahun 2019 di markas besar AS di New York City, New York, AS, 23 September 2019. [REUTERS / Carlo Allegri]
Aktivis Iklim Swedia berusia 16 tahun, Greta Thunberg, berbicara di KTT Aksi Iklim PBB tahun 2019 di markas besar AS di New York City, New York, AS, 23 September 2019. [REUTERS / Carlo Allegri]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Remaja aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, mengawali perjuangannya menyadarkan dunia dari perubahan iklim dimulai dengan beraksi sendirian.

Pada Agustus 2018, Greta Thunberg duduk di luar parlemen Swedia dengan tulisan bertuliskan "unjuk rasa sekolah untuk iklim". Waktu itu adalah hari Jumat pertamanya berjalan keluar dari sekolah untuk aksi iklim, dan dia membuat aksi semacam ini sebagai aktivitas rutin mingguan-nya.

Foto awal-awal perjuangan Greta yang dibagikan oleh Business Insider pada 21 September 2019, menceritakan kita bagaimana Greta berusah payah berbuat sesuatu untuk iklim.

Kiri: Greta Thunberg duduk di luar gedung parlemen Swedia untuk meningkatkan kesadaran akan perubahan iklim pada 28 Agustus 2018 di Stockholm, Swedia. Kanan: protes orang selama pawai unjuk rasa untuk iklim di San Francisco, California, 20 September 2019. [MICHAEL CAMPANELLA / Getty Images and REUTERS / Kate Munsch/ dalam foto kombinasi yang dirilis Business Insider]

Hari ini usahanya menginspirasi jutaan orang untuk berbaris di jalan-jalan kota di seluruh dunia. Aksi Jumat pertama Greta hanya ditemani dengan slogannya. Dia menempatkan diri, duduk atau berdiri, di luar parlemen Swedia dengan tulisan tangannya, dan kadang-kadang ditemani beberapa temannya.

Siswa Swedia berumur lima belas tahun, Greta Thunberg, memimpin aksi sekolah dan duduk di luar Riksdagen, gedung parlemen Swedia, untuk meningkatkan kesadaran akan perubahan iklim pada 28 Agustus 2018 di Stockholm, Swedia.[MICHAEL CAMPANELLA / Getty Images/Business Insider]

Thunberg telah berbicara pada hari Sabtu kemarin di KTT Iklim Pemuda PBB di New York City, kemudian di KTT Aksi Iklim PBB pada Senin.

"Orang-orang menderita. Orang-orang sekarat dan ekosistem yang sekarat hancur. Kita berada di awal kepunahan massal, dan yang dapat Anda bicarakan hanyalah uang dan dongeng tentang pertumbuhan ekonomi abadi," katanya pada Senin, 23 September 2019, di forum Majelis Umum PBB ke-74, dikutip dari CBS.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan air mata Thunberg teriak di depan para pemimpin, "Beraninya kalian! Selama lebih dari 30 tahun ilmu pengetahuan sudah memaparkan dengan sangat jelas. Beraninya kalian terus memalingkan muka dan datang ke sini mengatakan bahwa kalian melakukan cukup ketika politik dan solusi yang dibutuhkan masih tidak terlihat."

Pada hari Jumat kemarin, ia bergabung dengan para pengunjuk rasa yang terinspirasi darinya di New York City.

"Aku tidak akan pernah meramalkan atau percaya bahwa ini akan terjadi suatu hari nanti. Dan sangat cepat, hanya dalam 15 bulan, "kata Thunberg.

"Kita hanya dilahirkan ke dunia ini, kita harus hidup dengan krisis ini sepanjang hidup kita. Begitu juga anak-anak dan cucu-cucu kita dan generasi yang akan datang," kata Thunberg kepada Reuters. "Kita tidak akan menerima ini. Kami memprotes karena kami ingin masa depan kami kembali dan kami akan melanjutkan."

"Aku pikir jika cukup banyak orang berkumpul dan mendukung ini ini maka itu dapat memiliki perbedaan besar, untuk menekan orang-orang berkuasa, untuk benar-benar meminta pertanggungjawaban mereka dan mengatakan Anda perlu melakukan sesuatu sekarang," kata Greta Thunberg.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

3 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

3 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

7 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

7 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

7 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

12 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

18 hari lalu

Seseorang memegang gambar aktivis iklim Greta Thunberg ketika para aktivis menandai dimulainya Pekan Iklim di New York selama demonstrasi yang menyerukan pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan menolak penggunaan bahan bakar fosil di New York City, New York, AS, 17 September 2023. REUTERS/Eduardo Munoz
Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.


Divonis 7 Bulan Penjara, Aktivis Penolak Tambak Udang Karimunjawa Banding

20 hari lalu

Daniel Frits Maurits Tangkilisan. FOTO/facebook.com
Divonis 7 Bulan Penjara, Aktivis Penolak Tambak Udang Karimunjawa Banding

Daniel Frits Maurits Tangkilisan, aktivis penolak tambak udang di Karimunjawa, mengajukan banding atas vonis hakim


Aktivis Lingkungan Desak Jepang Hentikan Pengiriman Sampah Plastik ke Indonesia

21 hari lalu

Petugas Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya menunjukkan sampah impor terpapar limbah asal Australia di Terminal Petikemas Surabaya, 9 Juli 2019. Sampah plastik itu tercampur ke dalam sampah kertas (waste paper) yang diimpor dari negara seperti Amerika Serikat (AS), Australia, Prancis, Jerman dan Hong Kong oleh sejumlah pabrik kertas untuk bahan baku kertas baru. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Aktivis Lingkungan Desak Jepang Hentikan Pengiriman Sampah Plastik ke Indonesia

Jepang dinilai menjadi negara eksportir sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Jerman.


Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

21 hari lalu

Ilustrasi hujan. REUTERS
Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

Setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan curah hujan di Kota Bogor selalu tinggi. Namun bukan hujan pemicu seringnya bencana di wilayah ini.