TEMPO.CO, Dubai – Militer Iran akan mengejar setiap agresor meskipun hanya melakukan serangan terbatas lalu akan menghancurkannya.
Komandan Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Hossein Salami, mengatakan ini dalam sebuah siaran langsung di televisi setempat.
“Kami akan menghukum pelaku dan akan terus melakukannya hingga agresor hancur,” kata Salami seperti dilansir Reuters pada Sabtu, 21 September 2019.
Pernyataan Salami ini muncul setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan akan mengirim pasukan untuk meningkatkan pertahanan udara dan rudal Arab Saudi.
Trump masih enggan menjelaskan apakah akan melakukan retaliasi terhadap pelaku serangan. Namun, dia mengakui Iran tampaknya sebagai pelaku serangan terhadap dua fasilitas kilang minyak Arab Saudi.
Keputusan Trump mengirim pasukan ke Arab Saudi, yang dilakukan atas permintaan Saudi, mendapat kritik dari Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, yang menyebutnya sebagai upaya keterlaluan untuk melangkahi kewenangan Kongres.
“Tindakan yang tidak bisa diterima ini menimbulkan kekhawatiran,” kata Pelosi sambil menuding Trump sengaja menutup mata atas tindak kekerasan yang dilakukan Saudi terhadap warga Yaman yang tidak bersalah. Pelosi juga menyebut soal adanya pelanggaran HAM dan pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi.
“AS tidak bisa terlibat dalam kebrutalan dan pertumpahan darah,” kata Pelosi. “Kongres akan melakukan tugas untuk menjaga Konstitusi, membela keamanan nasional dan melindungi rakyat Amerika.”
Selain Salami, ancaman juga dikeluarkan oleh Amirali Hajizadeh, yang merupakan kepala divisi luar angkasa dari Garda Revolusi Iran. Media IRNA menyebut Hajizadeh mengatakan setiap serangan terhadap Iran akan mendapat respon yang menghancurkan.
Secara terpisah, Menlu Arab Saudi, Adel al-Jubeir, mengatakan negaranya akan bertindak setelah hasil investigasi gabungan oleh penyelidik internasional rampung. Menurut dia, investigasi akan menunjukkan arah serangan berasal dari utara dan bukan dari selatan.
Pemerintah Saudi meragukan kelompok Houthi bisa melakukan serangan rudal dan drone dalam skala besar seperti yang terjadi pada Sabtu pekan lalu. Houthi merupakan sekutu Iran dalam perang sipil di Yaman melawan pasukan pemerintah yang didukung Arab Saudi.