Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tiga Fakta Soal Dinding Lennon di Hong Kong

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Salah satu sudut Dinding Lennon atau Lennon Wall di Hong Kong. Reuters
Salah satu sudut Dinding Lennon atau Lennon Wall di Hong Kong. Reuters
Iklan

TEMPO.COHong Kong – Warga Hong Kong berunjuk rasa menuntut pemerintah mencabut legislasi ekstradisi, yang mulai dibahas di Dewan Konsultatif pada Juni 2019.

Mereka turun ke jalan dalam jumlah besar mencapai ratusan ribu hingga jutaan orang sambil memprotes tindakan pemerintah memaksakan pengesahan legislasi itu.

Selain berunjuk rasa, yang kerap berakhir dengan bentrok fisik antara demonstran dan polisi, sejumlah pengunjuk rasa mulai menempelkan pesan berisi aspirasi mereka di sejumlah dinding. Lokasi ini kemudian dijuluki sebagai "Lennon Wall" atau Dinding Lennon.

Berikut tiga hal mengenai Dinding Lennon ini:

  1. Muncul Sejak Occupy 2014

Pesan ini pertama kali muncul dalam bentuk Post-it note di sekitar gedung legislasi Admiralty Hong Kong pada saat demonstrasi 2014. Pesan yang ditempelkan warga berisi protes mengenai cara pemilihan pemimpin Hong Kong, yang diduga lebih mengakomodir kepentingan politik Cina.

Nama Lennon Wall ini mengacu pada dinding John Lennon Wall di Prague, Republik Ceko, pada 1980an. Tembok itu berisi berbagai lirik dan grafiti yang terinspirasi lagu-lagu kelompok musik populer asal Inggris Beatlles.

  1. Razia Polisi

Polisi Hong Kong pernah menggelar razia menyisir pesan-pesan yang berisi nama, alamant dan nomor polisi Hong Kong, yang dipasang warga di sana sebagai bentuk protes pasca bentrok demonstran dan polisi dalam demonstrasi menolak legislasi ekstradisi.

Pada Juli 2019, misalnya, sekitar 200 petugas polisi dikerahkan mencopoti pesan Post-it note yang berisi informasi mengenai polisi dan keluarganya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kami tidak ingin mencopoti semua pesan hanya yang berisi nomor telepon dan alamat polisi,” kata seorang petugas seperti dilansir SCMP pada 10 Juli 2019.

  1. Berbagai Lokasi

Pesan ini kemudian berkembang pada Juni 2019 hingga saat ini sehingga terpasang di berbagai lokasi di Hong Kong, tidak hanya di sisi gedung Admiralty. Pesan dengan berbagai warna kertas Post-it note itu terlihat ditempel warga di dinding di jalan bawah tanah jalur kereta api. Lokasi favorit lainnya adalah dinding di stasiun kereta api hingga stasiun bus.

Warga juga menempelkan berbagai pesan di dinding jembatan penyeberangan, yang ramai dilewati publik.

Salah satu pesan yang paling banyak ditulis adalah tuntutan agar Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mengundurkan diri.

Untuk melindungi agar pesan-pesan ini tidak dicopoti orang tidak bertanggung jawab, warga memasang lapisan plastik penutup.

“Kami sangat frustrasi. Pemerintah yang berkuasa harusnya turun jika ada dua juta orang turun ke jalan memprotes seperti di tempat lain,” kata Samuel Chu, seorang relawan yang menjaga Dinding Lennon di Hong Kong seperti dilansir SCMP.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

3 hari lalu

Delapan hakim Mahkamah Konstitusi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum untuk Pemilihan Presiden 2024 atau PHPU Pilpres di Gedung MK, Jakarta Pusat pada Senin, 1 April 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

Dosen Ilmu Politik Universitas Udayana (Unud) prediksi 5 skenario potensial putusan MK sengketa Pilpres 2024 yang akan di gelar Senin, 22 April 2024


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

4 hari lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


Perempuan Tajir Vietnam Truong My Lan Divonis Hukuman Mati, Apa Kesalahannya? Ini Profilnya

8 hari lalu

Truong My Lan. Istimewa
Perempuan Tajir Vietnam Truong My Lan Divonis Hukuman Mati, Apa Kesalahannya? Ini Profilnya

Truong My Lan, taipan real estate dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan di Vietnam. Apa yang diperbuatnya? Berikut profilnya.


Keluarga WNI Korban Tewas Kebakaran Apartemen di Hong Kong akan Urus Pemulangan Jenazah

10 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi sebuah kecelakaan bus tingkat dua di Hong Kong, 10 Februari 2018. Sebanyak 65 penumpang lainnya terluka, dan 33 lainnya dirawat di rumah sakit. AP
Keluarga WNI Korban Tewas Kebakaran Apartemen di Hong Kong akan Urus Pemulangan Jenazah

Perwakilan keluarga dua WNI yang tewas dalam kebakaran apartemen di Distrik Kowloon telah tiba di Hong Kong untuk mengurus pemulangan jenazah.


Dua WNI Tewas dalam Kebakaran di Hong Kong

12 hari lalu

Ilustrasi kebakaran. ANTARA
Dua WNI Tewas dalam Kebakaran di Hong Kong

KJRI Hong Kong mengonfirmasi adanya dua WNI yang meninggal dunia akibat kebakaran gedung apartemen di Distrik Kowloon, Hong Kong


Kebakaran di Hong Kong, 5 Korban Luka Serius

14 hari lalu

Ilustrasi kebakaran. shutterstock
Kebakaran di Hong Kong, 5 Korban Luka Serius

Sebuah gedung tempat tinggal kebakaran hingga membuat jalan di sekitar area gedung ditutuo sementara.


Leslie Chung: Aktor Kenamaan Hong Kong dan Ikon Pendobrak Batas Gender

22 hari lalu

Leslie Cheung. last.fm
Leslie Chung: Aktor Kenamaan Hong Kong dan Ikon Pendobrak Batas Gender

Film Leslie Cheung, aktor Hong Kong, yang berjudul Farewell My Concubine pada tahun 1993 meraih penghargaan Palme D'Or di Festival Cannes


Kelompok Pemantau Eopa: Pemilu Turki Belum Sepenuhnya Kondusif bagi Demokrasi

22 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan berpose bersama para pendukungnya saat ia meninggalkan tempat pemungutan suara selama pemilihan lokal di Istanbul, Turki 31 Maret 2024. Murat Kulu/PPO/Handout via REUTERS
Kelompok Pemantau Eopa: Pemilu Turki Belum Sepenuhnya Kondusif bagi Demokrasi

Kelompok pemantau pemilu dari Dewan Eropa mengatakan lingkungan pemilu Turki masih terpolarisasi dan belum sepenuhnya kondusif bagi demokrasi.


Respons Bambang Widjojanto Soal MK Panggil 4 Menteri Jokowi Jadi Saksi Sengketa Pilpres

22 hari lalu

Kuasa Hukum pemohon calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Amin) dalam perkara sidang perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin 1 April 2024. TIM Hukum Nasional (Amin) menghadirkan 7 ahli dan 11 saksi. TEMPO/Subekti.
Respons Bambang Widjojanto Soal MK Panggil 4 Menteri Jokowi Jadi Saksi Sengketa Pilpres

Bambang Widjojanto menilai MK ingin sungguh-sungguh memeriksa setiap bukti dalam sidang sengketa Pilpres 2024.


5 Masjid di Hong Kong yang Menarik Wisatawan Muslim, Tertua Dibangun pada 1840-an

26 hari lalu

Jamia Mosque Hong Kong (Hong Kong Tourism Board)
5 Masjid di Hong Kong yang Menarik Wisatawan Muslim, Tertua Dibangun pada 1840-an

Masjid tertua di Hong Kong dibangun pada 1840-an dan kini termasuk salah satu bangunan bersejarah grade 1.