Bantuan untuk korban gempa Palu
United Nation Resident Coordinator (UNRC) Indonesia, perwakilan PBB di Indonesia mencatat, gempa Palu menewaskan sekitar 4.845 dengan pengungsi mencapai 172.999. 110.214 rumah rusak ditambah hilangnya akses kebutuhan dasar seperti makanan, air, layanan kesehatan, dan tempat perlindungan.
"Saya bekunjung bersama Sekjen PBB Antonio Guterres tak lama setelah serangkaian gempa mengguncang provinsi Sulawesi Tengah pada 28 September 2019," kata United Nation Resident Coordinator di Indonesia, Anita Nirody, pada 17 September 2019.
"Saya masih teringat jelas apa yang saya lihat selama kunjungan: kerusakan sangat dan banyak korban jiwa...Tetapi saya paling terpukau oleh kekuatan dan ketahanan orang-orang dan tekad mereka untuk membuat segalanya lebih baik, dimulai dengan responden pertama dan orang-orang di komunitas yang terkena dampak, dan kemitraan yang kuat yang dikembangkan di tingkat nasional dan sub-nasional untuk menangani dengan krisis," tambahnya.
Agensi PBB segera mengirim bantuan tanggap kemanusiaan. Organisasi agrikultur PBB, FAO, menyediakan lebih dari 8.000 pertanian kepada seluruh rumah tangga di seluruh 132 desa. Badan pangan dunia WFP menyediakan bantuan logistik, mengantarkan 1.537 metrik ton bantuan. WHO menyediakan akses layanan kesehatan kepada 83.160 orang terdampak gempa. Dan pada awal-awal gempa, badan urusan kemanusiaan PBB, OCHA, mengerahkan tim pelopor bersama badan kemanusiaan ASEAN, AHA, ke lokasi gempa berkoordinasi dengan stakeholder, pemerintah, dan organisasi lainnya.
Aisyah, korban gempa penerima bantuan program Padat Karya UNDP, terisak saat menyampaikan terima kasih kepada rombongan PBB yang berkunjung ke SD Inpres Jono Oge, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, 17 September 2019.[Eka Yudha Saputra/Tempo]
Pada 17 September 2019, Program Pembangunan PBB (UNDP) dan Badan Kependudukan PBB (UNFPA) mengunjungi lokasi gempa untuk melihat kemajuan pemulihan dan rehabilitasi, memastikan layanan kesehatan dasar seperti kesehatan kelahiran, kehamilan, keluarga berencana, dan perlindungan anak dan perempuan.
UN Central Emergency Response Fund (CERF) yang dikelola OCHA menyalurkan alokasi dana US$ 14,4 juta atau Rp 202,6 miliar untuk bantuan darurat dan menyelamatkan jiwa bagi mereka yang paling membutuhkan.
Dana ini membantu sekitar 378.898, atau sekitar dua kali lipat dari target awal yakni 191.000 orang.
Bantuan ini memberikan perawatan medis untuk 83.160 orang. 6.891 orang yang terkena dampak gempa bumi mendapat tempat tinggal sementara.
20.048 anak-anak mendapat dukungan psikososial sementara 227.109 anak-anak mendapat vaksinasi campak dan Rubella.
Pos Terpadu Kesehatan Reproduksi dan Perlindungan Hak Perempuan di Gawalise, 17 September 2019. Tenda ini disediakan oleh UNFPA bersama organisasi mitra dan pemerintah daerah untuk melayani kesehatan reproduksi pasca-gempa Palu.[Eka Yudha Saputra/Tempo]
Kelambu juga diberikan untuk melindungi 232.656 orang dari malaria, 80.000 tes diagnostik cepat malaria untuk. Akses air yang aman dan sanitasi yang layak diberikan kepada 205.610 orang dan perlengkapan rumah tangga beserta perlengkapan tempat tinggal untuk 5.594 rumah tangga, atau sekitar 22.376 pengungsi.
Selain bantuan kemanusiaan dan kesehatan, ada pula bantuan dukungan mata pencaharian kepada 11.855 rumah tangga atau sekitar 49.750, di mana 70.150 orang mendapat manfaat dari bantuan perikanan atau holtikultura dan bantuan tunai.
Cash for Work (CfW) UNDP melakukan pembersihan puing di 39 desa di Palu, Sigi, dan Donggala dengan kerja sama 6 LSM. 2.731 area kritis dan berisiko tinggi telah dibersihkan termasuk 2.144 rumah, 29 sekolah, 50 masjid dan gereja, 58 jalan rusak, dan 450 fasilitas umum lain.
Bantuan juga berfokus pada layanan pencegahan dan respons terhadap kekerasan berbasis gender atau Gender Based Violence (GBV) kepada 44.197 perempuan dan anak-anak perempuan. Kaum muda korban gempa Palu mendapat 17.732 layanan, informasi dan kegiatan psikososial di Youth Friendly Services, untuk mengakomodasi aktivitas produktif remaja korban gempa Palu dan bimbingan konseling pascatrauma.