TEMPO.CO, Seoul – Pemimpin Korea Selatan dan Arab Saudi bersepakat meningkatkan kerja sama melawan serangan teroris seperti yang terjadi dalam serangan drone terhadap kilang Saudi Aramco pada akhir pekan lalu.
“Presiden Moon Jae-in dan Putra Mahkota Mohammed Bin Salman juga menekankan pentingnya upaya bersama untuk merespon masalah ini oleh komunitas internasional,” begitu dilansir kantor berita Yonhap seperti dilansir pada Rabu, 18 September 2019.
Baca Juga:
Dalam percakapan lewat telepon itu, media Cheong Wa Dae, Moon mengatakan,”Serangan terhadap kilang minyak mewakili ancaman keamanan terhadap tidak hanya Korea Selatan tapi juga seluru dunia dan komunitas internasional perlu menangani isu ini.”
Moon dan MBS juga dikabarkan menyepakati kerja sama peningkatan sistem pertahanan serangan udara. “Kedua pihak bersepakat untuk melanjutkan konsultasi soal ini,” begitu dilansir media Cheong Wa Dae.
Moon juga menyatakan Arab Saudi sebagai penyuplai utama minyak bagi Korea Selatan. Ini karena Seoul mengimpor 323 juta barel minyak mentah dari Arab Saudi. Jumlah ini mencapai 30 persen dari total impor Korea Selatan.
Dalam kesempatan itu, Putra Mahkota MBS juga mengatakan meskipun serangan kilang minyak itu mengurangi hingga setengah produksi minyak namun pemerintah meyakini bisa memulihkan produksi minyak hingga 100 persen dalam sepuluh hari.
Secara terpisah, analis mengatakan serangan terhadap kilang minyak Saudi Aramco itu bisa membuat perusahaan pembuat kapal tanker asal Korea Selata kebanjiran order.
Ini karena serangan itu memunculkan kebutuhan tempat penyimpanan minyak dan gas yang aman seperti kapal tanker dan fasilitas lepas pantai lainnya.
Sampati saat ini, Arab Saudi sedang mengumpulkan bukti mengenai pelaku penyerangan ini. Presiden AS, Donald Trump, mengatakan menunggu verifikasi dari Arab Saudi mengenai pelaku sebelum mengambil tindakan tegas. Pernyataan serupa disampaikan pemerintah Prancis yang menawarkan bantuan investigator internasional untuk mengusut tuntas insiden ini.