TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat sedang mempertimbangkan cara menghadapi Cina terkait penahanan warga minoritas Muslim Uighur, Xinjiang, saat pertemuan tahunan para pemimpin dunia di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB pada pekan depan.
Ini terkait kebijakan Cina untuk menahan sekitar satu juta warga Muslim minoritas Uighur di Provinsi Xinjiang selama beberapa waktu lalu.
Sejumlah diplomat memperingatkan kepemimpinan AS di lembaga-lembaga global semakin berkurang dan pengaruh Cina sedang tumbuh.
Pada pertemuan tingkat tinggi PBB pada pekan depan, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo akan mengatakan Amerika Serikat akan mencari dukungan terkait kebijakan penahanan warga Xinjiang oleh Cina. Ini terkait temuan PBB yang mengindikasikan setidaknya satu juta etnis Uighur dan warga Muslim lainnya ditahan di sana.
"Presiden akan meminta komunitas internasional untuk mengambil langkah nyata untuk mencegah serangan terhadap orang-orang berdasarkan agama atau kepercayaan mereka dan untuk memastikan kesucian rumah ibadah dan semua ruang publik untuk semua agama," kata Stephanie Grisham, juru bicara Gedung Putih, pada Selasa, 17September 2019 seperti dilansir Reuters.
Seorang pejabat senior pemerintah AS, yang berbicara secara anonim, mengatakan Gedung Putih sedang mempertimbangkan apakah Trump mungkin menyebut perlakuan Cina terhadap warga Uighur dan catatan HAM-nya yang lebih luas dalam pidatonya di hadapan 193 negara pada Sidang Umum PBB pada Selasa pekan depan.
Gedung putih mengatakan Trump akan menjadi tuan rumah panggilan global untuk melindungi kebebasan beragama di PBB pada Senin atau sehari sebelum pidatonya di Majelis Umum, dan akan diperkenalkan oleh Wakil Presiden Mike Pence. Isu Uighur menjadi salah satu sorotan di media internasional.
MEIDYANA ADITAMA WINATA