TEMPO.CO, Jakarta -Organisasi pelaku bisnis terbesar Eropa BusinessEurope pada Senin, 16 September 2019, memperingatkan keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan atau no-deal Brexit akan menjadi sebuah bencana dan harus dikesampingkan. Hal itu disampaikan setelah sejumlah pejabat di Uni Eropa memperingatkan skenario terburuk Brexit semakin terbuka lebar.
"No-deal adalah jalan bagi bencana dan sudah pasti harus ditepis. Kekacauan no-deal Brexit akan sangat menciderai seluruh pihak. Ini akan menyebabkan kerusakan besar pada masyarakat dan para pelaku usaha di Inggris serta diproyeksi hingga ke benua Eropa," kata Direktur Jeneral BusinessEurope, Markus Beyrer.
Ratusan ribu masyarakat Inggris turun ke jalan menuntut dilakukannya referendum ulang. Sumber: New York Post
Organisasi BusinessEurope adalah sebuah kelompok pelobi yang menyoroti seluruh sektor usaha dan berbagai jenis perusahaan yang beranggotakan pengusaha di 34 negara di Eropa, termasuk Inggris.
Sebelumnya dokumen Operation Yellowhammer yang pertama kali dipublikasi oleh surat kabar Sunday Times pada 18 Agustus 2019 menjelaskan Brexit bisa berdampak pada pengiriman barang ke penjuru Inggris kemungkinan bisa tertunda hingga dua hari. Masyarakat Inggris juga akan memenuhi gerai - gerai imigrasi yang ada di perbatasan Uni Eropa dan kemungkinan terjadi kepanikan warga karena takut berkurangnya pasokan bahan-bahan kebutuhan.
Menurut Beyrer, konsekuensi negatif tidak akan dibatasi oleh tanggal keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Sebaliknya hal ini akan menghasilkan pada lebih banyak manfaat dan hubungan masa depan yang lebih positif yang diharapkan banyak pihak.
Setelah dua kali menunda tanggal keluarnya dari Uni Eropa, Inggris kini ditetapkan untuk keluar pada 31 Oktober 2019, tetapi parlemen dan masyarakat negara itu terbelah dalam dua pandangan soal aturan Brexit.
REUTERS - MEIDYANA ADITAMA WINATA