TEMPO.CO, Jakarta - Kilang minyak Arab Saudi baru bisa kembali beroperasi secara penuh dalam beberapa minggu, setelah drone Houthi meledakan fasilitas minyak yang dikelola Saudi Aramco.
Menurut sumber Reuters, seperti dikutip 15 September 2019, perbaikan penuh membutuhkan berminggu-minggu dan tidak bisa pulih dalam beberapa hari.
Serangan di Abqaiq dan Khura memotong sekitar 5,7 juta barel per hari produksi minyak Arab Saudi dan para pejabat Saudi belum memberikan batas waktu untuk memulihkan pasokan penuh.
Juru bicara Koalisi Arab Kolonel Turki Al Maliki mengatakan penyelidikan sedang dilakukan untuk mengidentifikasi para pelaku serangan, dikutip dari Arabnews.
Gambar yang diambil dari video di media sosial, yang menunjukkan kebakaran di pabrik minyak Aramco di Abqaiq, Arab Saudi.[REUTERS/Arabnews]
Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan sebagai akibat dari serangan, produksi minyak di Abqaiq dan Khura tidak beroperasi sementara dan perkiraan menunjukkan bahwa 50 persen dari produksi perusahaan telah terganggu.
Sebagian dari penurunan tersebut akan dikompensasikan kepada klien melalui cadangan, kata Pangeran Abdulaziz dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Saudi Press Agency.
Menteri energi yang baru ditunjuk tersebut mengkonfirmasi tidak ada luka pada staf di lokasi dan perusahaan masih menilai dampak kerusakan.
Serangan tidak hanya menargetkan instalasi vital Kerajaan, tetapi juga menargetkan pasokan minyak internasional dan mengancam keamanannya, katanya, dan merupakan ancaman bagi ekonomi dunia.
Ledakan kilang minyak Arab Saudi terjadi pada pukul 3.31 dan 3.42 pagi di dua lokasi di Provinsi Timur Arab Saudi, yang menyebabkan kebakaran besar yang segera dikendalikan pemadam kebakaran.