TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ingin membeli rudal Patriot AS meski sudah memiliki sistem pertahanan Rusia S-400.
Niat Erdogan sontak mengundang perhatian. Pasalnya, Turki baru saja membeli S-400 pada Juli kemarin dan berpotensi dikenakan sanksi AS. Departemen Luar Negeri AS mengatakan tawaran untuk menjual sistem pertahanan rudal Patriot produksi Raytheon sudah habis.
S-400 adalah penerus dari sistem pertahanan udara S-300. Rusia melakukan perubahan besar-besaran dari S-300 ke S-400.
Karena kemampuannya, S-400 banyak diminati oleh negara-negara dunia seperti Cina, Arab Saudi, Turki, India dan Qatar. Mereka mengatakan ingin membeli S-400.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada bulan Agustus 2018 bahwa Ankara akan berusaha mendapatkan sistem rudal S-400 sesegera mungkin.
Rudal Patriot Amerika Serikat. Sumber: The National Interest
Turki menerima pengiriman fase pertama S-400 yang diterbangkan Rusia ke pangkalan udara di dekat Ankara, kata Kementerian Pertahanan Turki, dikutip dari Reuters, 12 Juli 2019.
Namun Erdogan mengatakan dirinya telah menelepon Donald Trump untuk membahas pembelian Patriot dua pekan lalu, dan akan membahas lebih lanjut di majelis umum PBB pekan depan.
"Saya mengatakan apa pun paket ...S-400 yang kami dapatkan, kami dapat membeli dari Anda sejumlah Patriot," kata Erdogan dikutip dari Reuters, 14 September 2019.
"Tapi saya katakan kita harus melihat kondisi yang setidaknya cocok dengan S-400," kata Erdogan, menambahkan bahwa dia mengacu pada kemungkinan produksi bersama dan persyaratan pinjaman yang menguntungkan.
"Dia (Trump) berkata: 'Apakah Anda serius?' Saya berkata: 'Ya'," kata Erdogan, seraya menambahkan bahwa ia memberi tahu Trump bahwa mereka akan membahas pembelian rudal Patriot secara lebih rinci ketika mereka bertemu.