TEMPO.CO, Jakarta - Demi meraup dukungan pada pemilu Israel 17 September mendatang, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersumpah akan mencaplok wilayah besar Lembah Yordan di Tepi Barat, Palestina.
Berdiri di sisi gambar map pada Selasa, Netantahu berjanji memperluas wilayah jajahan Israel dari Lembah Yordan dan Laut Mati Utara segera setelah dia terpilih kembali. Dia juga berjanji kepada pendukungnya untuk meluaskan tanah Israel hingga permukiman Tepi Barat dengan bantuan AS.
Menurut laporan TIME, 13 September 2019, peta Netanyahu menggambarkan Lembah Yordan dan Laut Mati utara, yang membentuk hampir sepertiga dari Tepi Barat yang diduduki, sebagian besar diarsir dengan warna biru untuk rencana tanah Israel masa depan yang disebutnya "perbatasan timur Israel" dengan Yordania.
Netanyahu akan menganeksasi bagian yang diarsir biru disebut sebagai Area C berarti tanah Israel akan benar-benar mengelilingi negara Palestina di masa depan. "Kami belum memiliki kesempatan semacam ini sejak perang enam hari (tahun 1967) dan mungkin tidak memilikinya lagi selama 50 tahun," kata Perdana Menteri.
Para pemimpin Palestina, organisasi liberal Yahudi di Amerika American Jewish, dan Menteri Luar Negeri Yordania semuanya mengutuk rencana Netanyahu, yang menyebut rencana itu adalah tindakan serius yang merusak semua upaya perdamaian. Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan rencana Netanyahu akan menghancurkan potensi perdamaian regional dan merupakan pelanggaran hukum internasional.
Sebuah pandangan menunjukkan Lembah Yordania dekat kota Tepi Barat Jericho, 21 Januari 2016.[REUTERS / Mohamad Torokman]
Bagian timur spesifik Tepi Barat itu membentang di sepanjang Sungai Yordan. Ini akan menjadi yang pertama kalinya dalam beberapa puluh tahun bahwa Israel mencaplok wilayah apapun di Tepi Barat, dan pencaplokan pasti akan memiliki implikasi serius bagi masa depan hubungan Israel-Palestina.
"Hari ini saya mengumumkan niat saya, dengan pembentukan pemerintahan berikutnya, untuk menerapkan kedaulatan Israel di Lembah Yordan dan Laut Mati utara," kata Netanyahu pada 10 September dikutip dari Jerusalem Post. "Ini adalah sabuk pengaman penting kami di timur. Ini adalah tembok pertahanan timur."
Lembah Yordan adalah daerah di Tepi Barat, yang merupakan wilayah yang direbut Israel selama Perang Enam Hari pada tahun 1967 dan sejak itu telah dikuasai. Tepi Barat mendapatkan namanya dari sana, yakni tepi barat Sungai Yordan. Jadi Lembah Yordan adalah jalur wilayah di Tepi Barat yang membentang di sepanjang Sungai Yordan.
Perbatasan wilayah ini tidak didefinisikan secara tepat, tetapi wilayah yang dirujuk Netanyahu cukup luas, membentang paling luas sekitar 16 kilometer ke Tepi Barat.
Namun seperti dilaporkan Al Jazeera, lawan Netanyahu di pemilu, Benny Gantz dan partainya Biru dan Putih-nya tidak menentang rencanan Netanyahu dan sebaliknya malah mengklaim rencana itu berasal darinya. "Partai Biru dan Putih telah menjelaskan bahwa Lembah Yordan adalah bagian dari Israel selamanya. Netanyahu menyusun rencana untuk menyerahkan Lembah Yordan pada 2014," kata partai Gantz tak lama setelah pengumuman Benjamin Netanyahu, menambahkan mereka senang bahwa Perdana Menteri Israel telah datang untuk mengadopsi rencana Biru dan Putih untuk mencaplok Lembah Yordan.