TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kehakiman AS segera mengungkap satu nama yang diyakini mendanai dan membantu pembajakan pesawat dalam tragedi 11 September 2001.
Pernyataan itu terungkap dalam dokumen ringkasan penyelidikan FBI dari tahun 2021 tentang peristiwa 11 September 2001 setebal 4 halaman. Dokumen itu menyebut tiga orang yang membantu untuk menemukan tempat dan memberikan bantuan keuangan, dan bantuan dalam memperoleh latihan penerbangan dan surat izin menerbangkan pesawat kepada dua pembajak di Californai Selatan pada periode sebelum serangan.
Dua dari 3 nama itu sudah diungkap ke publik yakni, Fahad al-Thumairy dan Omar Ahmed al-Bayoumi. Dalam laporan pemerintah, keduanya trhubungan dengan pemerintah Arab Saudi.
Menurut laporan CNN, pengacara para korban menduga individu yang belum diketahui namanya itu sepertinya pejabat senior Arab Ssudi.
Rencana untuk mengungkap nama yang masih misterius itu muncul sehari setelah peringatan 18 tahun serangan 11 September yang mengakibatkan hampir 3 ribu orang tewas.
Sebanyak 15 dari 19 teroris milisi al-Qaeda yang membajak 4 pesawat dalam peristiwa 11 September 2019 merupakan warga Arab Saudi.
Arab Saudi hingga saat ini membantah keterlibatan aparat pemerintahnya dalam serangan 11 September 2001.
Dalam peringatan 15 tahun tragedi 11 September 2001 atau Nine Eleventh, salah satu informasi menyebutkan seisi empat kapal yang dibajak, yaitu American Airlines 11, United 175, American 77, dan United 93, disebut-sebut sempat mengkomunikasikan situasi dalam pesawat, kepada keluarga dan teman mereka, lewat ponsel.
Hal itu kemudian menjadi sumber informasi bagi pihak berwajib, termasuk soal sistem navigasi yang dimatikan, hingga pesawat tak terlacak lagi.
Pesawat Amerika 77 yang berangkat dari bandara Dulles Washington, dibajak di langit wilayah Indianapolis, kemudian berbalik kembali ke arah Washington. Pesawat itu ditabrakkan ke Pentagon.
Penumpang pesawat yang bernama Barbara Olson, istri seorang pengacara, Ted Olson, sempat menghubungi suaminya dan mengabarkan pembajakan itu. Barbara menyebut para pembajak memiliki sekotak senjata tajam.
Pesawat yang ditumpanginya akhirnya menabrak Pentagon di pukul 09:37 waktu setempat, menewaskan total 64 orang di dalamnya. Informasi yang terkumpul dari para penumpang sesaat sebelum tabrakan menjadi salah satu sumber bagi penyidik, untuk menyusun kronologi teror 11 September 2001.