TEMPO.CO, Jakarta - Pemberitaan pemecatan dan pencekalan Nikolai Malinov, 50 tahun, oleh jaksa penuntut di Bulgaria telah membuat Rusia kembali disorot.
Malinov adalah Ketua Gerakan Nasional Russophile dan menjalankan LSM bernama Double-Headed Eagle sejak 2010. Dia diduga sebagai mata-mata yang menguntungkan pihak Rusia. Upaya mata-mata itu diduga ditujukan untuk menarik Bulgaria menjauh dari sekutu-sekutunya di Barat dan menjadi lebih cenderung ke Moskow.
Kasus Malinov ini setidaknya mengingatkan pada tuduhan sebelumnya terkait tindakan mata-mata yang menyeret nama pemerintah Rusia:
1. Kasus Sergei Skripal dan Putrinya Yulia
Sergei Skripal, 68 tahun, adalah mantan agen mata-mata Rusia yang berkhianat. Dia dan anaknya, Yulia mendapat serangan racun novichok saat keduanya berada di Inggris.
Akibat serangan racun terhadap Skripal ini, Presiden Trump pun menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Keputusan Amerika Serikat ini disebut pemerintah Rusia menciderai hubungan kedua negara.
Skripal selamat setelah terpapar racun syaraf Novichok yang diduga dioles gagang pintu depan rumahnya di kota Salisbury, Inggris, pada Maret 2017. Selain sanksi dari Amerika Serikat, kasus ini juga memicu perselisihan dan saling usir diplomat London dan Moskow.
Yulia Skripal, tengah, bersama ayahnya, Sergei Skripal, kanan dan ibunya, kiri, berfoto pada hari kelulusan sekolah. Sumber : dailymail.co.uk
2. Kasus Maria Butina
Butina dituding sebagai agen Intelijen Rusia. Dia didakwa melakukan konspirasi sebagai agen intelijen Rusia dan mempengaruhi para politikus Amerika Serikat dan kelompok tertentu demi kepentingan Rusia.
Dalam sidang pembacaan tuntutan, Juli 2018 lalu, Butina menyatakan tidak bersalah atas tuduhan telah bertindak sebagai agen mata-mata Rusia dan berkonspirasi melakukan sejumlah tindakan atas nama Moskow.
Sedangkan pemerintah Rusia menyebut Butina ini dibuat-buat. Kremlin pun menyerukan agar dia segera dibebaskan. Akan tetapi, Jaksa Penuntut tetap menuding Butina telah bekerja sama dengan seorang pejabat pemerintah Rusia dan dua warga negara Amerika Serikat untuk bisa menyusup ke NRA yang memiliki hubungan dekat dengan Presiden Trump.
Butina divonis 18 bulan penjara setelah sebelumnya diancam 15 tahun penjara.
3. Pemilu Amerika Serikat
Muncul kecurigaan tim kampanye Presiden Trump pada pemilu 2016 lalu berkolusi dengan pemerintah Rusia untuk membantu Partai Republik mengalahkan Partai Demokrat yang ketika itu mengusung calon presiden Hillary Clinton. Tuduhan ini menguat saat Trump memecat James Comey pada 2017 sebagai Direktur FBI.
Namun, Robert Mueller, Penasehat khusus dan penyidik dugaan kolusi pemilu Amerika Serikat 2016, mengungkapkan pihaknya tak menemukan adanya bukti dugaan kolusi antara tim kampanye Presiden Donald Trump dan pemerintah Rusia.
Kesimpulan Mueller belum menjawab tuduhan apakah Trum menciderai hukum dengan melakukan intervensi terhadap sejumlah upaya pembuktian. Mueller menyerahkan sepenuhnya hasil temuannya kepada Jaksa Agung untuk membuat langkah selanjutnya.
MEIDYANA ADITAMA WINATA