TEMPO.CO, Jakarta - Intelijen Amerika Serikat dilaporkan menarik salah satu agen mata-mata terbaiknya di Rusia karena tidak percaya dengan Donald Trump.
Beberapa sumber pejabat pemerintahan Trump yang mengetahui hal ini mengatakan, penarikan agen mata-mata AS level atas di Rusia terjadi pada 2017 lalu.
Pengungkapan ini pertama kali dilaporkan oleh CNN, 10 September 2019. Salah satu sumber yang mengetahui misi mengatakan, penarikan dilakukan karena khawatir Presiden Donald Trump bisa salah menangani laporan intelijen rahasia dan bisa mengungkap samaran agen mata-mata di Rusia.
Keputusan untuk melakukan ekstraksi terjadi setelah pertemuan Mei 2017 di Oval Office di mana Trump membahas intelijen yang sangat rahasia dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Duta Besar Rusia untuk AS Sergey Kislyak. Intelijen membahas tentang ISIS di Suriah, yang telah disediakan oleh Israel.
Pengungkapan kepada Rusia oleh Presiden, meskipun bukan tentang mata-mata Rusia secara khusus, mendorong pejabat intelijen untuk memperbarui diskusi sebelumnya tentang potensi risiko terbongkarnya samaran mata-mata AS di Rusia, menurut sumber yang terlibat langsung dalam masalah tersebut.
Pada saat itu, Direktur CIA saat itu Mike Pompeo mengatakan kepada pejabat senior Trump bahwa terlalu banyak informasi yang keluar mengenai sumber rahasia, yang dikenal sebagai aset. Ekstraksi, atau "exfiltration" adalah operasi yang dirujuk oleh para pejabat intelijen dan merupakan operasi luar biasa ketika intelijen AS percaya sebuah aset dalam bahaya langsung.
Sumber itu dianggap sebagai sumber tingkat tertinggi bagi AS di dalam Kremlin, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut dan mantan pejabat intelijen senior.
Menurut sumber, mata-mata itu memiliki akses ke Putin dan bahkan dapat memberikan gambar dokumen di meja pemimpin Rusia.
Sumber rahasia memberikan informasi selama sepuluh tahun lebih, menurut sumber kepada CNN, dan upaya awal untuk mengekstraksi mata-mata setelah kekhawatiran samarannya terbongkar ditolak oleh informan.
Brittany Bramell, direktur urusan publik CIA, mengatakan, "Narasi CNN bahwa Central Intelligence Agency membuat keputusan hidup atau mati berdasarkan pada apa pun selain analisis objektif dan pengumpulan sumber sama sekali salah.
Brittany menambahkan, isu penarikan aset mata-mata CIA di Rusia karena khawatir atas penanganan informasi intelijen oleh Donald Trump, adalah laporan yang keliru dan tidak akurat.