Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Trump Akhiri Nego Taliban, Proposal Perdamaian Afganistan Mati

image-gnews
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Sumber: Alex Wong/Getty Images News/Getty Images/bustle.com
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Sumber: Alex Wong/Getty Images News/Getty Images/bustle.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump menyatakan perundingan dengan pemimpin Taliban sudah mati.

Pernyataan Trump pada Senin kemarin disusul dengan pengumuman jenderal AS di Afganistan, bahwa militer akan meningkatkan operasi melawan Taliban.

Donald Trump telah membatalkan pertemuan dengan Taliban di Camp David, Maryland, memupus tercapainya kesepakatan damai setelah tentara Amerika tewas akibat bom bunuh diri Taliban di Kabul pekan lalu.

"Mereka (perjanjian) mati. Mereka sudah mati. Sejauh yang saya ketahui, mereka sudah mati," kata Trump kepada wartawan ketika ditanya tentang perundingan ketika ia meninggalkan Gedung Putih untuk perjalanan ke North Carolina, seperti dilaporkan Reuters, 9 September 2019.

Sebelumnya, pertemuan rahasia di Camp David dengan Taliban akan dihadiri Presiden Afganistan Ashraf Ghani dan bertujuan mengamankan perjanjian untuk menarik pasukan AS keluar perang Afganistan, perang terpanjang Amerika selama 18 tahun.

Polisi Afghanistan memeriksa lokasi ledakan di Kabul, Afghanistan, 3 September 2019. Sebuah bom kendaraan Taliban pada Senin malam dekat dengan sebuah kompleks perumahan yang digunakan oleh organisasi internasional di ibu kota Afganistan, Kabul, menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai 119 lainnya. [REUTERS / Omar Sobhani]

Rancangan perjanjian yang disepakati minggu lalu salah satunya berisi penarikan sekitar 5.000 tentara Amerika dalam beberapa bulan mendatang, dengan imbalan jaminan bahwa Afganistan tidak akan digunakan sebagai pangkalan untuk serangan militan terhadap Amerika Serikat atau sekutunya.

Memulangkan pasukan AS dari Afganistan telah menjadi salah satu tujuan kebijakan luar negeri utama Trump, yang mengatakan pemerintahannya masih memikirkan tentang penarikan 14.000 tentara AS di Afganistan.

"Kami ingin keluar tetapi kami akan keluar pada waktu yang tepat," katanya.

Taliban telah meningkatkan serangan bahkan ketika pembicaraan sedang berlangsung dalam beberapa pekan terakhir.
Jenderal Marinir AS Kenneth McKenzie, kepala Komando Pusat AS di Afganistan mengatakan pada hari Senin, bahwa militer AS kemungkinan akan meningkatkan operasinya di Afganistan untuk melawan serangan Taliban.

McKenzie mengatakan dalam kunjungannya ke Afganistan bahwa Taliban terlalu berlebihan dalam negosiasi damai dengan melakukan serentetan serangan tingkat tinggi, termasuk serangan yang menewaskan seorang tentara AS minggu lalu.

Presiden Ghani, yang absen dari negosiasi berbulan-bulan antara pejabat AS dan perwakilan Taliban, sangat curiga terhadap perundingan tersebut.

Pada hari Senin, Ghani membuat seruan baru untuk perdamaian tetapi menegaskan bahwa Taliban harus mematuhi gencatan senjata, yang sejauh ini mereka tolak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Perdamaian tanpa gencatan senjata tidak mungkin," kata Ghani.

Sementara warga Afganistan mengaku senang pembicaraan damai dengan Taliban dibatalkan Trump.

Salah satunya bernama Abdul Sami yang luka akibat serangan bom mobil Taliban pekan lalu, yang menewaskan seorang tentara Amerika dan membunuh 11 lainnya.

"Beri tahu Tuan Trump, saya sangat, sangat lelah dan saya tidak ingin melanjutkan pembicaraan damai ini. Tidak ada gunanya mencoba perdamaian ketika Taliban melakukan hal-hal mengerikan seperti itu kepada orang-orang yang tidak bersalah," kata Sami, 23 tahun, seorang karyawan agen perjalanan mengatakan kepada New York Times.

Yang lain, Ghulam Mohammad, 35 tahun, seorang buruh yang juga terluka dalam pemboman yang menewaskan orang Amerika, Sersan Angkatan Darat Kelas Satu Elis Barreto Ortiz. Tubuh kurusnya kesakitan akibat luka robek di perutnya oleh pecahan peluru.

"Selalu orang-orang miskin yang diinjak dan dibunuh," kata Mohammad. "Tidak ada yang peduli tentang kita, bukan Trump, bukan pemerintah kita sendiri."

Dokter yang merawatnya juga skeptis.

"Ini semua adalah permainan politik. Mengapa berbicara selama sepuluh bulan dan kemudian tiba-tiba berhenti, dan hanya karena seorang tentara Amerika terbunuh?" tanya dokter yang enggan disebut namanya.

Ada skeptisisme yang mendalam di Afganistan bahwa Taliban akan setuju untuk berbagi kekuasaan, memutuskan hubungan dengan kelompok-kelompok teroris atau berhenti membunuh warga sipil, terutama setelah kelompok itu meningkatkan serangan bunuh diri di pusat-pusat kota selama pembicaraan.

Ketegangan yang meningkat di tanah di Afganistan menambah ketidakpastian tentang arah masa depan pasukan Amerika, yang banyak di antaranya sekarang harus secara bersamaan bersiap untuk peningkatan pertempuran sambil juga menunggu perintah potensial untuk mundur.

Trump mengatakan dia ingin mengurangi pasukan AS di Afganistan menjadi sekitar 8.600.

Taliban mengatakan pada hari Minggu bahwa lebih banyak nyawa orang Amerika akan hilang sebagai akibat dari keputusan Trump untuk membatalkan pembicaraan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

7 hari lalu

Kandidat presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump pada  malam pemilihan pendahuluan presiden New Hampshire, di Nashua, New Hampshire, AS, 23 Januari 2024. REUTERS/Mike Segar
Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.


Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

10 hari lalu

Mantan Presiden AS Donald Trump meninggalkan pengadilan Kriminal Manhattan setelah sidang dalam persidangan uang tutup mulut yang akan datang, di New York City, AS, 25 Maret 2024. Curtis Means/Pool via REUTERS
Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.


Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

14 hari lalu

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pergi setelah konferensi persnya, menjelang KTT NATO, di Vilnius, Lithuania, 10 Juli 2023. REUTERS/Yves Herman
Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih


Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

14 hari lalu

Presiden Donald Trump menyambut kedatangan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018. Lawatan Mohammed bin Salman diperkirakan akan berbicara soal ancaman Iran, termasuk pengaruh dan pengembangan program nuklir Negeri Mullah itu. (AP Photo/Evan Vucci)
Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.


Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

19 hari lalu

Foto kombinasi Joe Biden dan Donald Trump. REUTERS/Mark Makela dan Tom Brenner
Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.


Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

23 hari lalu

Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjabat tangan setelah pidato Trump di Museum Israel di Yerusalem 23 Mei 2017. [REUTERS / Ronen Zvulun / File Foto]
Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.


Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

28 hari lalu

Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto menyampaikan pidato seusai penetapan sebagai pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Kertanegara, Jakarta, Rabu, 20 Maret 2024. KPU menetapkan pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang Pemilu 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

Diplomat top AS, Antony Blinken, baru mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah hasil resmi KPU diumumkan.


Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

35 hari lalu

Foto kombinasi Joe Biden dan Donald Trump. REUTERS/Mark Makela dan Tom Brenner
Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

Hasil dari kontes di negara bagian Georgia, Mississippi dan Washington tidak pernah diragukan lagi menyodorkan pertarungan ulang Trump Biden.


Sah, Biden Vs Trump di Pilpres AS Bakal Terulang Lagi!

35 hari lalu

Presiden AS Joe Biden berbicara dengan seorang ajudan selama sesi pembukaan Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Inggris, Senin, 1 November 2021. Kondisi kebugaran Biden (78 tahun) sebagai presiden kerap menjadi bulan-bulanan para kritikus, termasuk rivalnya, Donald Trump. Erin Schaff/Pool via REUTERS
Sah, Biden Vs Trump di Pilpres AS Bakal Terulang Lagi!

Dalam pilpres AS tahun ini, Biden vs Trump akan kembali terulang dalam memperebutkan suara rakyat Amerika.


Jajak Pendapat: Warga Israel Lebih Memilih Donald Trump daripada Joe Biden

35 hari lalu

Foto kombinasi Joe Biden dan Donald Trump. REUTERS/Jonathan Ernst
Jajak Pendapat: Warga Israel Lebih Memilih Donald Trump daripada Joe Biden

Jajak pendapat Channel 12 menemukan 44 persen warga Israel lebih memilih mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump dibandingkan Joe Biden untuk kembali ke Gedung Putih.