TEMPO.CO, Taipei – Diplomat senior asal Kepulauan Solomon bakal datang ke Taiwan untuk membahas soal kemungkinan negara di Pasifik itu mengalihkan hubungan diplomatik ke Cina.
Selama ini, Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memberontak dan meminta semua negara memutus hubungan diplomasi dengan Taiwan dan hanya mengakui Beijing.
“Pemerintah Taiwan mengatakan menteri Luar negeri Solomon bakal bertemu dengan Presiden Tsai Ing-wen,” begitu dilansir Channel News Asia pada Ahad, 8 Septmber 2019.
Menlu Solomon, Jeremiah Manele, juga disebut bakal bertemu dengan Menlu Taiwan, Joseph Wu, dalam kunjungan lima hari ini.
Selama ini, Solomon mendapatkan bantuan sekitar US$8 juta dari Taiwan atau sekitar Rp113 miliar. Namun, pemerintah Cina dikabarkan menawarkan jumlah bantuan dana lebih besar termasuk pembangunan berbagai sarana infrastruktur.
Solomon merupakan satu dari 17 negara di kawasan Pasifik yang mengakui Taiwan saat ini. Namun, Perdana Menteri Solomon, Manasseh Sogavare, bertekad untuk mengkaji ulang hubungan dengan Taiwan saat dia terpilih pada April lalu.
Jika ini terjadi, maka dukungan terhadap Taiwan bakal berkurang. Pada saat yang sama, dukungan kepada Cina meningkat di kawasan Pasifik.
Solomon merupakan negara kecil, yang kurang dari setengah penduduknya memiliki akses listrik. Persaingan antara Taipei dan Beijing menjadi peluang bagi negara ini untuk menimbang tawaran bantuan yang paling menguntungkan.
Anggota parlemen dari Solomon, Peter Shanel Agovaka, mengunjungi Beijing baru-baru ini. Dalam penjelasan ke parlemen pasca kunjungan, dia mengajak anggota untuk mengalihkan dukungan ke Beijing.
“Kita tidak bisa menjadi teman Taiwan selama 40 tahun lagi. Ini saatnya mencari teman baru,” kata Agovaka sambil mengatakan Cina bisa membantu perekomomian.