TEMPO.CO, Taipei – Pemerintah Taiwan memperingatkan pemerintah Kepulauan Solomon, yang berencana mengalihkan dukungan diplomatik kepada Cina.
Taiwan menilai langkah itu bisa membuat negara Pasifik itu terjebak dalam jebakan utang atau ‘debt trap’.
“Ekspansi ekonomi Cina ke kawasan Pasifik telah membuat banyak negara jatuh ke dalam jebakan utang,” kata Joanne Ou, juru bicara kementerian Luar Negeri Taiwan, kepada Reuters pada Jumat, 6 September 2019.
Menurut dia,”Proyek infrastruktur dari Cina telah menimbulkan kerusakan serius kepada ekosistem lokal dan melanggar kedaulatan negara di Kawasan Pasifik.”
Seperti diberitakan sebelumnya, negara Kepulauan Solomon berencana memutus hubungan diplomatik dengan Taiwan dan beralih ke Beijing. Tim kajian yang melibatkan parlemen dan pemerintah Solomon sedang mempelajari rencana ini.
Beijing menawarkan rencana pembiayaan untuk pengembangan bantuan dana untuk menggantikan dana bantuan sebesar US$8.5 juta atau sekitar Rp120 miliar.
Ini diungkap oleh anggota parlemen Solomon Peter Shanel Agovaka.
Keputusan ini masih memerlukan proses formal. Jika terjadi, ini menjadi hadiah bagi Cina, yang berupaya mengurangi jumlah negara yang masih mendukung Taiwan sebagai negara merdeka. Saat ini, ada sekitar 17 negara yang mengakui Taiwan.
Negara Kepulauan Solomon mengakui Taiwan sejak 1983. Ini merupakan negara terbesar di Pasifik, yang memiliki akses ke lapangan udara dan pelabuhan air dalam sejak Perang Dunia II.
Menurut Ou, pemerintah Taiwan masih menganggap hubungan diplomatik dengan Solomon terjaga baik.
“Perwakilan dari masyarakat sipil mayoritas mendukung hubungan resmi Solomon dengan Taiwan. Mereka meragukan rencana pengalihan hubungan diplomatik itu,” kata Ou soal Kepulauan Solomon.