TEMPO.CO, Jakarta - Utusan Donald Trump untuk perdamaian Timur Tengah Jason Greenblatt mengundurkan diri setelah merancang proposal perdamaian Palestina-Israel selama dua setengah tahun.
Greenblatt, perwakilan khusus untuk negosiasi internasional, diperkirakan akan segera meninggalkan pemerintahan Trump, kemungkinan setelah pemerintahan Trump merilis proposal untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina, kata seorang pejabat pemerintahan menurut laporan CNN, 5 September 2019.
Avi Berkowitz, seorang penasihat Jared Kushner dan anggota tim perdamaian pemerintah, diperkirakan akan mengambil alih sebagian besar tugas Greenblatt.
Kepergian Greenblatt terjadi di tengah penundaan berulang-ulang pengungkapan rencana perdamaian Trump, yang sebagian besar rampung akhir tahun lalu.
Penundaan rilis proposal perdamaian karena situasi politik Israel yang tidak menentu. Kepergiannya, yang oleh para pejabat dikaitkan dengan alasan keluarga, mau tidak mau akan mengajukan pertanyaan baru tentang kelangsungan upaya perdamaian pemerintah, karena Greenblatt tidak akan terlibat dalam negosiasi langsung potensial apa pun antara Israel dan Palestina.
Jason Greenblatt (tengah), utusan Timur Tengah Presiden AS Donald Trump, tiba untuk mengunjungi Kibbutz Nahal Oz, tepat di luar Jalur Gaza, di Israel selatan 30 Agustus 2017. [REUTERS / Amir Cohen]
Pejabat pemerintahan Trump mengatakan bahwa rencana itu tidak akan dirilis sebelum pemilihan 17 September di Israel, yang akan menentukan nasib Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, sekutu dekat Trump yang telah mengawasi kebijakan perluasan jajahan di Tepi Barat yang diduduki. Pemungutan suara bisa memakan waktu berbulan-bulan karena perebutan politik untuk membangun koalisi pemerintahan, yang selanjutnya dapat menunda rilis rencana tersebut.
Pada hari Kamis, pejabat Trump akan mengatakan tentang rencana itu hanya akan dirilis jika sesuai dengan visi, menurut laporan New York Times.
Menanggapi kepergian Greenblatt, Trump menulis di Twitter, "Jason telah menjadi teman yang setia dan hebat, serta pengacara yang fantastis," menambahkan pujiannya atas dedikasinya terhadap Israel.
Pada saat rencana perdamaian pemerintah terungkap, Greenblatt, sebelumnya seorang pengacara senior yang telah lama bekerja untuk Trump Organization, mungkin telah kembali ke kehidupan pribadi.
Dia menerima potongan gaji besar pada awal 2017 ketika dia mengambil jabatan di Gedung Putih dengan gaji tahunan sekitar US$ 180.000 atau Rp 2,5 miliar. Istri dan enam anaknya tetap tinggal di rumah mereka di Teaneck, New Jersey. Tidak jelas apakah Jason Greenblatt akan kembali ke Trump Organization setelah dia meninggalkan pemerintahan.