TEMPO.CO, Caracas – Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, memerintahkan militer agar bersiap menghadapi kemungkinan serangan militer dari Kolombia.
Maduro juga memerintahkan militer menggelar latihan di perbatasan untuk mengantisipasi serangan militer ini.
Ini terkait pernyataan dari kelompok gerilyawan FARC, yang menyatakan kembali mengangkat senjata lewat pernyataan dalam sebuah rekaman video.
“Saya telah memerintahkan komandan operasi strategis Angkatan Bersenjata Bolivaria dan semua unit militer untuk ke perbatasan dan bersiaga. Ini dilakukan di tengah ancaman agresi Kolombia terhadap Venezuela,” kata Maduro dalam pernyataan di televisi seperti dilansir Reuters pada Rabu, 4 September 2019.
Militer Venezuela akan menggelar latihan militer rutin pada 10 – 29 September 2019 di negara bagian Zulia, Tachira, Apure, dan Amazonas, yang berbatasan langsung dengan Kolombia.
Ini menjadi latihan ketiga militer Venezuela pada 2019.
Kementerian Luar Negeri Kolombia enggan menanggapi pernyataan ini. Namun, otoritas Kolombia telah berulang kali membantah akan melakukan serangan militer terhadap Venezuela.
Kedua negara telah beberapa kali terlibat konflik senjata termasuk pengerahan pasukan di perbatasan. Beberapa konflik sebelumnya berakhir dengan rekonsiliasi.
Tokoh oposisi Juan Guaido dari Venezuela mengatakan akan menggunakan jaringan satelit untuk melacak pergerakan kelompok gerilyawan FARC di dalam wilayah Venezuela sambil bekerja sama dengan jaringan intelijen Kolombia.