TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat dan Taliban telah mencapai kesepakatan mendasar untuk mengakhiri perang hampir 20 tahun lamanya.
Juru bicara presiden Donald Trump, Zalmay Khalilzad mengatakan kesepakatan mendasar AS dan Taliban dicapai pada Senin, 2 September 2019. Saat ini tinggal menunggu persetujuan final presiden Trump.
"Yes, kami telah meraih kesepakatan prinsip. Tentu saja ini belum final hingga presiden Amerika Serikat (Donald Trump) menyetujuinya. Saat ini kami di tahap ini," kata Khalilzad seperti dilaporkan CNN.
Menurut Khalilzad, draf kesepakatan ini akan berdampak pada penarikan pasukan AS dari lima pangkalannya di Afganistan dalam tempo 135 hari selama Taliban memenuhi persyaratan yang diatur dalam kesepakatan.
Secara bertahap penarikan 14 ribu pasukan AS akan dilakukan sejak pasukan itu dikerahkan ke Afganisatan dipicu oleh serangan teroris 11 September 2001.
Perang terlama AS ini telah menghabiskan miliaran dollar dana yang diambil dari para pembayar pajak dan menewaskan lebih dari 2.300 jiwa warga AS.
Tragisnya, kesepakatan AS dan Taliban ini diwarnai dengan ledakan bom mobil di kantor polisi di Kabul. Lokasi ini berdekatan dengan kompleks kedutaan asing dan lembaga internasional.
Juru bicara Menteri Dalam Negeri Afganistan, Nasrat Rahimi mengatakan sedikitnya 5 orang tewas dan 50 orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit.
Dalam dua hari ini, Taliban gencar melakukan serangan di dua kota bagian utara Afganistan. Serangan Taliban dalam dua pekan terakhir telah menewaskan 3 tentara AS.
Ada pembicaraan Khalilzad dengan Taliban tidak melibatkan pemerintah Afganistan, sehingga Presiden Ashraf Ghani mengekspresikan sikap skeptisnya.
Pasalnya, Taliban telah membuat jelas sikapnya bahwa mereka hanya mau bernegosiasi untuk gencatan senjata dan penyelesaian politik dengan pemerintah Afganistan dan kekuatan politik Afganistan setelah penarikan pasukan AS rampung.
Meski tidak dilibatkan, menurut Khalilzad, pemerintah Afganistan telah diajak berkonsultasi untuk segala aspek pembicaraan, termasuk tentang penarikan pasukan AS, jaminan kontraterorisme dan gencatan senjata.
Juru bicara presiden Ghani mengatakan, Ghani dan CEO Afganistan, Abdullah Abdullah telah membaca isi kesepakatan, namun salinannya tidak diberikan.
"Kesepakatan dan detil penting dokumen telah dibagikan dengannya. Pemerintah Afganistan akan mempelajai kesepakatan ini dan memberikan tanggapan kepada Khalilzad," kata Sediq Seddiqi, juru bicara presiden Ghani.
Sejak menjabat sebagai juru bicara untuk konflik AS dan Afganistan, Khalilzad telah melakukan delapan kali perundingan dengan Taliban dengan fokus pada 4 fakta penting: penarikan pasukan AS, jaminan kontraterorisme, gencatan senjata dan negosiasi antar Afganistan.