TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi masyarakat sipil Nigeria menggugat anggota parlemen Nigeria yang berencana membeli mobil mewah sebagai mobil dinas.
Dikutip dari CNN, 3 September 2019, para aktivis mengatakan dalam gugatan itu bahwa membelanjakan uang sebanyak itu untuk mobil dalam kondisi ekonomi Nigeria saat ini adalah tidak benar dan tidak adil, dan bertentangan dengan sumpah mereka untuk menjabat untuk memprioritaskan kesejahteraan warga negara.
Gugatan tersebut diajukan oleh Socio-Economic Rights and Accountability Project (SERAP), BudgIT, dan oleh 6.721 orang Nigeria termasuk juru kampanye Bring Back Our Girls dan mantan kandidat presiden Oby Ezekwesili.
"Mereka dapat memiliki mobil dinas, tetapi mengapa mereka membelanjakan uang sebanyak itu untuk membelikan 109 Senator mobil ketika lebih dari separuh warga Nigeria hidup dalam kemiskinan," kata juru bicara kelompok, Kola Oludare.
Penentang gagasan mengatakan 5,550 miliar naira akan dibelanjakan, yang dikonversi menjadi sekitar US$ 15,3 juta atau Rp 217 miliar.
Juru bicara Senat Nigeria Dayo Adeyeye belum berkomentar terkait gugatan tersebut.
Namun dalam sebuah wawancara dengan stasiun TV lokal pada hari Minggu, Adeyeye mengatakan dia tidak mengetahui bahwa jumlah yang disebutkan telah dianggarkan untuk membeli kendaraan. Dia menambahkan bahwa banyak pejabat publik Nigeria berhak atas mobil dinas dan legislator juga berhak mendapat hak yang sama.
"Direktur lembaga, bahkan pejabat kecil di lembaga menggunakan mobil dinas. Jadi mengapa Majelis Nasional berbeda? Mengapa menjadi masalah jika Majelis Nasional berhak atas mobil, menggunakan mobil dinas?" kata Adeyeye.
Berita pembelian mobil mewah yang diusulkan itu juga menuai kecaman keras dari warga Nigeria.
Legislator dan pejabat tinggi pemerintah mendapatkan tunjangan mobil dengan asumsi kantor publik di Nigeria.
Tetapi kelompok advokasi SERAP berpendapat bahwa anggota parlemen merupakan sebagian kecil dari populasi negara dan kebutuhan mereka tidak boleh ditempatkan di atas kesejahteraan 200 juta orang Nigeria.
"Rencana untuk membelanjakan 5,550 miliar naira (Rp 217 milair) untuk membeli kendaraan bagi anggota utama Senat adalah kasus tentang konflik kepentingan pribadi mereka dengan kepentingan nasional efisiensi fiskal," kata gugatan itu.
Ironi ketika anggota parlemen Nigeria meminta mobil mewah, karena legislator Nigeria tercatat memiliki gaji tertinggi di dunia, menurut studi Independent Parliamentary Standards Authority (IPSA) pada 2013, namun lebih dari setengah populasi Nigeria hidup dengan kurang dari US$ 1,90 atau Rp 27 ribu sehari.