TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah tengkorak manusia purba berusia 3,8 juta tahun berhasil digali dalam kondisi utuh oleh para paleontologis di Ethiopia. Penemuan ini berpotensi mengubah pemahaman soal evolusi manusia.
Dikutip dari aljazeera.com, Kamis, 29 Agustus 2019, penemuan ini dikenal dengan nama MRD yang mengungkap wajah nenek moyang spesies manusia. Para ilmuan sudah lama mengetahui adanya spesies anamensis ini, namun mereka baru berhasil menemukan bagian rahang dan giginya saja. Sedangkan pada penemuan di Ethiopia ini tengkorak ditemukan dalam kondisi tengkorak sempurna.
“Tengkorak ini adalah salah satu fosil paling lengkap yang berusia lebih dari tiga juta tahun,” kata Yohannes Haile-Selassie, paleontologis di Ethiopia dari Museum Sejarah Alam Cleveland dan penulis dua riset yang dipublikasi di jurnal alam.
Pada Rabu, 28 Agustus 2019, kepada wartawan Haile-Selassie menjelaskan fosil ini ditemukan ketika seorang warga lokal bernama Ali Bereino dari Aftar mengaku menemukan rahang MRD dan temuan ini sangat menarik perhatiannya.
“Saya tidak mempercayai apa yang saya lihat ketika melihat sisa-sisa tengkorak ini. Penemuan ini adalah adalah sebuah momen bahagia dan sebuah mimpi yang menjadi nyata,” kata Haile-Selassie.
Temuan tengkorak ini menjadi tantangan bagaimana manusia berevolusi. Stephanie Melillo dari Institut Antropologi Evolusi Max Planck di Jerman, mengatakan awalnya pihaknya mengira seorang spesies anamensis secara perlahan akan berubah menjadi seorang afarensis dari waktu ke waktu. Akan tetapi, MRD mengungkap spesies anamensis dan afarensis sama-sama hidup sekitar 100 ribu tahun. Temuan ini mengubah pemahaman evolusi manusia pada era Pliocene.