TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan demonstran anti-G7 melakukan aksi protes sambil membawa foto Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam posisi terbalik. Foto terbalik ini membawa pesan kebijakan Presiden Macron soal perubahan iklim dan keadilan sosial yang dianggap sudah terbalik.
Aksi protes dilakukan di wilayah barat daya Prancis pada Minggu, 25 Agustus 2019 yang dikoordinir oleh kelompok aktivis lingkungan ANV COP 21, serta kelompok Basque Alternatiba dan Bizi. Mereka mengusung slogan ingin menurunkan Presiden Macron.
"Kami membawa fotonya dengan posisi terbalik untuk menunjukkan kurangnya akal sehat dalam kebijakannya," jelas Mathieu, aktivis Bizi.
Demonstran Anti-G7 membawa foto Macron dalam posisi terbalik. Sumber: Malay Mail
Sejumlah demonstran terlihat membawa foto yang terbungkus dalam tas atau koran yang ditulis dalam bahasa Prancis, Inggris, Spanyol, dan Basque "Iklim, keadilan sosial: di mana Macron?"
Pertemuan puncak G7 dimulai pada Sabtu, 24 Agustus 2019 hingga 3 hari ke depan. Sejak hari pertama G7 hingga Minggu 25 Agustus 2019 sudah lebih dari 9 ribu pengunjuk rasa bergabung dalam unjuk rasa damai anti-G7 di area jembatan yang menghubungkan Perancis dan Spanyol.
Unjuk rasa sempat memanas saat polisi menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan demonstran. Upaya pembubaran dilakukan saat ratusan demonstran menyanyikan slogan-slogan anti-kapitalis dan mulai merangsek ke jantung kota.
Pada Sabtu malam, 68 orang telah ditangkap. Dari jumlah itu, 38 orang ditahan.
Aktivis anti-kapitalis, pencinta lingkungan, dan kelompok anti-globalisasi lainnya sejak Senin, 26 Agustus 2010, telah berbondong-bondong bergerak ke pertemuan puncak G7 di Hendaye, sebuah wilayah yang berdekatan dengan perbatasan Spanyol. Unjuk rasa sebagian besar berjalan damai.
Perancis mengerahkan lebih dari 13 ribu aparat kepolisian untuk mengamankan pertemuan puncak G7 di tengah kekhawatiran gangguan oleh kelompok-kelompok radikal anti-kapitalis, anarkis atau pengunjuk rasa rompi kuning.
CHANNEL NEWS ASIA | MEIDYANA ADITAMA WINATA