TEMPO.CO, Jakarta - Cina pada Sabtu, 24 Agustus 2019, mengumumkan penolakannya atas keputusan Washington yang akan menambah tarif impor pada barang-barang asal Cina total senilai US$ 550 miliar atau Rp 7.856 triliun. Amerika Serikat diminta untuk mengakhiri tindakannya yang salah ini jika tidak ingin muncul sejumlah konsekuensi.
"Perundungan perdagangan dan tekanan maksimum seperti ini sama dengan menciderai konsensus yang telah dicapai antara kedua kepala negara serta melukai prinsip saling menghormati dan menguntungkan. Ini benar-benar melukai sistem hubungan dagang multilateral dan aturan perdagangan internasional yang normal," tulis Kementerian Perdagangan Cina, Sabtu, 24 Agustus 2019.
Dalam keterangannya, Kementerian Perdagangan Cina menegaskan mendesak dengan keras Amerika Serikat agar tidak salah faham dengan situasi yang terjadi atau merusak keteguhan niat masyarakat Cina.
Presiden AS Donald Trump tiba di Bandara Internasional Noi Bai untuk melakukan pertemuan puncak kedua dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Hanoi, Vietnam 26 Februari 2019. REUTERS/Kham/Pool
Pernyataan Kementerian Perdagangan Cina itu untuk membalas sikap Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang pada Jumat, 23 Agustus 2019, mengatakan pihaknya akan memberlakukan tarif tambahan pada barang-barang impor asal Cina sebanyak 5 persen.
Trump mengatakan Amerika Serikat akan menaikkan tarif yang sudah ada yang semula 25 persen menjadi 30 persen. Tarif impor baru ini berlakuk per 1 Oktober 2019 atau saat peringatan 70 tahun berdirinya Partai Komunis Cina.
Dikutip dari reuters.com, Minggu, 25 Agustus 2019, Trump mengklaim tindakannya itu untuk membalas keputusan Beijing yang berencana memberlakukan kenaikan tarif pada barang-barang impor produk asal Amerika Serikat senilai US$ 75 miliar atau Rp 1.071 triliun mulai dari kacang kedelai hingga ethanol. Beijing juga akan memulihkan kembali tarif impor 25 persen untuk kendaraan roda empat dan 5 persen untuk suku cadang yang pada Desember 2018 lalu sempat urung dilakukan.
Penasehat ekonomi Gedung Putih pada awal pekan lalu mengatakan pemerintah Presiden Trump berencana melakukan pembicaraan dengan pejabat tinggi Cina pada September 2019. Namun masih belum jelas apakah pertemuan bilateral ini masih akan berlaku setelah saling balas kenaikan tarif impor ini. Perang dagang Amerika Serikat - Cina telah membuat pasar uang dunia memanas dan menggoyang perekonomian global.