TEMPO.CO, Paris – Para pemimpin negara yang mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G7 tiba di Paris, Prancis, pada Sabtu, 24 Agustus 2019 untuk mengikuti pertemuan puncak.
Pertemuan bergengsi ini digelar di tengah perang dagang Amerika Serikat dan Cina, yang semakin sengit.
“Pertemuan ini akan berlangsung selama tiga hari di resor tepi laut Atlantis yaitu Biarritz,” begitu dilansir Reuters pada Sabtu, 24 Agustus 2019.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, akan menjadi tuan rumah dalam pertemuan ini. Dia menginginkan para pemimpin dari Inggris, Kanada, Jerman, Itali, Jepang, dan AS untuk fokus pada masalah penguatan demokrasi, kesetaraan gender, pendidikan dan perubahan iklim.
Dia juga mengundang sejumlah pemimpin dunia dari Asia, Afrika dan Amerika Latin untuk ikut mengangkat isu ini dalam forum KTT G7.
Saat ini, ada sejumlah isu besar yang mewarnai aktivitas dunia yaitu perang tarif AS dan Cina, eskalasi ketegangan Washington dan Teheran, dan hutan Amazon terbakar hebat.
Namun, Presiden AS, Donald Trump, memiliki rekam jejak kurang memuaskan saat menghadiri KTT G7. Ini membuat kecil kemungkinan akan tercapai kesepakatan mengenai isu-isu besar tadi dalam perumusan komunike bersama.
Sebelum berangkat ke Biarritz, Presiden AS, Donald Trump, mengecam Cina yang menaikkan tarif retaliasi soal impor.
“Negara kita telah kehilangan uang triliunan dolar secara bodoh ke Cina selama bertahun-tahun. Kita tidak butuh Cina dan terus terang saja akan lebih baik tanpa mereka,” cuit Trump.
“Presiden Prancis Emmanuel Macron melihat pertemuan ini sebagai kesempatan untuk meluncurkan kembali semangat multilateralism, promosi demokrasi, dan memperbaikan globalisasi agar bermanfaat untuk semua orang,” begitu ditulis Stewart Patrick dari Dewan Hubungan Luar Negeri atau Council on Foreign Relations.
“KTT G7 ini juga bisa mengekspos masalah politik, ekonomi, dan ideologi yang mengancam solidaritas Barat dan kerja sama internasional.