TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina Rodrigo Duterte terbang ke Beijing pekan depan untuk memenuhi undangan Presiden Cina Xi Jinping mengunjungi negara itu selama 5 hari.
Kepastian kunjungan itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Cina pada Jumat, 23 Agustus 2019 atau dua hari setelah Duterte mengancam akan membatalkan pembicaraannya dengan Xi jika tidak dapat membahas masalah sengketa Laut Cina Selatan.
Namun tidak ada penjelasan apakah permintaan Duterte itu dikabulkan oleh Beijing. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang mengatakan, Duterte bersama Xi akan menghadiri pembukaan pertandingan Piala Dunia Bola Basket di Beijing pada 30 Agustus 2019. keduanya kemudian ke Guangzhou untuk menyaksikan pertandingan bola basket dengan wakil presiden Wang Qishan pada 31 Agustus.
Sejumlah pengamat mengungkapkan, pertemuan Duterte dan Xia akan mengagendakan tentang eksplorasi bersama minyak dan gas dan infrastruktur. Agenda ini untuk menghapus tekanan dalam negeri terhadap Duterte yang menuntutnya bersikap keras terhadap Beijing tentang sengketa Laut Cina Selatan.
"Mereka mungkin akan membahas Belt and Road Initiative, dan lebih banyak kesepakatan proyek-proyek infrastruktur untuk mendukung upaya pembangunan, pembangunan, pembangunan Duterte," kata Xu Liping, direktur Chinese Academy of Social Science Centre untuk Southeast Asian Studeis.
Duterte memberi sinyal bahwa dia akan mengangkat putusan pengadilan internasional tahun 2016 yang memenangkan gugatan Manila dan menolak klaim Cina terhadap perairan yang diperebutkan sejumlah negara.
"Cina mengatakan tidak mau membicarakan hal itu. Saya katakan tidak. Jika saya tidak diperbolehkan berbicara tentang itu, maka mari kita tidak lagi berbicara," ujar Duterte.