TEMPO.CO, Paris – Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson bahwa tidak cukup waktu untuk menulis ulang semua kesepakatan Brexit, yang diteken Inggris dari Uni Eropa menjelang 31 Oktober 2019.
Johnson bertemu dengan Macron di Istana Elysee pada Kamis, 22 Agustus 2019. 31 Oktober merupakan tenggat Inggris akan keluar dari UE.
Johnson bertemu dengan Macron setelah bertemu dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel, yang menantang Inggris mengajukan perjanjian alternatif terkait kesepakatan perbatasan Irlandia dan Inggris.
Lebih tiga tahun setelah Inggris melakukan voting untuk keluar dari Uni Eropa, kesepakatan pasca Brexit masih belum disepakati. Inggris, yang merupakan blok ekonomi terbesar kedua setelah Jerman bergabung dengan UE pada 1973.
“Saya ingin membuat sangat jelas. Dalam satu bulan ke dpean, kita tidak akan menemukan kesepakatan penarikan baru yang melenceng jauh dari kesepakatan awal,” kata Macron.
Dia membuka pintu bagi Inggris untuk mencari solusi soal poin ‘backstop’ Irlandia. Namun, setiap alternatif harus menghormati integritas dari konsep satu pasasr UE dan stabilitas di Irlandia, yang terbagi.
Dalam kunjungan ke luar negeri pertama sejak menjadi PM Inggis sebulan lalu, Johnson memperingatkan Merkel dan Macron bahwa mereka berpotensi menghadapi Brexit tanpa kesepakatan pada 31 Oktober 2019 kecuali UE membuat kesepakatan baru.
Soal ini, Merkel mengatakan dia tidak memaksudkan adanya tenggat saat mengatakan solusi soal perbatasan Irlandia terkait jalur ekspor dan impor dalam kesepakatan Brexit bisa ditemukan dalam 30 hari. Namun, dia menggaris-bawahi ini hal penting.