Greenland terletak di wilayah Arktik dan persimpangan geopolitik dari persaingan baru antara kekuatan dunia: Cina, Rusia dan Amerika Serikat.
Rusia telah meningkatkan pengaruhnya di Kutub Utara, membuat atau membuka kembali enam pangkalan militer yang ditutup setelah Perang Dingin berakhir pada tahun 1990, memodernisasi Armada Utaranya, termasuk 21 kapal baru dan dua kapal selam nuklir, dan mengadakan latihan angkatan laut yang sering dilakukan di Kutub Utara.
Rusia juga berharap bahwa ketika es di kutub mundur, jalur pelayaran utara Rusia akan berkembang sebagai rute alternatif untuk barang-barang dari Asia ke Eropa.
Pemerintahan Trump tahun lalu mulai membangun kembali Armada Kedua AS, yang bertanggung jawab atas Atlantik utara, untuk melawan Rusia yang lebih tegas.
AS menginginkan kehadiran militer yang lebih besar di Greenland untuk lebih mempertahankan Pangkalan Udara Thule dan meningkatkan pengawasan perairan antara pulau dan benua Eropa.
Markas militer Thule mengoperasikan sistem peringatan rudal serta pengawasan ruang dan satelit.
Militer AS menempatkan personel di sekitar 50 pangkalan di Greenland selama Perang Dingin, tetapi negosiasi ulang kehadiran mereka dengan Denmark pada tahun 2004 menjadikannya hanya untuk Pangkalan Udara Thule saja. Beberapa ratus personel AS ditempatkan di Thule, dibandingkan dengan hampir 10.000 selama Perang Dingin.
Pada bulan September tahun lalu, Departemen Pertahanan AS mengatakan ingin berinvestasi di Greenland untuk meningkatkan fleksibilitas operasional militer dan kesadaran situasional.
Ancaman pengaruh Cina
Cina juga telah menunjukkan minat terhadap Greenland setelah Beijing menetapkan ambisinya untuk membentuk "Jalur Sutra Kutub" dengan mengembangkan jalur pelayaran yang dibuka oleh pemanasan global dan mendorong perusahaan untuk membangun infrastruktur di Kutub Utara.
Greenland, yang berencana untuk membuka kantor perwakilan di Beijing akhir tahun ini untuk meningkatkan hubungan perdagangan, telah mendorong investor dan perusahaan konstruksi Cina untuk membantu memperluas tiga bandara untuk memungkinkan penerbangan langsung dari Eropa dan Amerika Utara.
Namun setelah pejabat AS dan Denmark menyuarakan keprihatinan tentang keterlibatan Cina dalam proyek-proyek berskala besar dengan alasan keamanan, pemerintah Copenhagen tahun lalu turun tangan untuk membiayai bandara Greenland, yang secara efektif mengesampingkan keterlibatan Cina.