TEMPO.CO, Hong Kong – Tiga perusahaan bank di Hong Kong memasang iklan sehalaman penuh mendesak pemulihan ketertiban di wilayah semi-otonom yang diperintah Cina ini.
Pada saat yang sama, sejumlah perusahaan perhiasan internasional menjadwal ulang rencana pameran dagang besar setelah terjadinya unjuk rasa pro-Demokrasi besar-besaran selama beberapa pekan terakhir, yang masih terus berlangsung hingga Kamis.
Ketiga bank itu adalah HSBC, Standard Chartered dan Bank of East Asia.
“Lawan tindak kekerasan, kembalikan tatanan sosial, jaga keamanan status Hong Kong sebagai salah satu pusat industri keuangan internasional,” begitu tulis manajemen Standard Chartered dalam iklan seperti dilansir Reuters pada Kamis, 22 Agustus 2019.
Hong Kong kembali ke Cina pada 1997 setelah sempat dikuasai Inggris selama 99 tahun. Hong Kong dan Cina mengadopsi satu negara dua sistem yaitu Hong Kong berbasis demokrasi dan Cina komunisme.
Unjuk rasa berlangsung besar-besaran sejak Juni 2019 setelah warga menolak amandemen legislasi ekstradisi. Legislasi itu memungkinkan tersangka kriminal diekstradisi ke Cina jika dianggap melanggar hukum di sana.
Aljazeera melansir warga belakangan juga mendesak mundur Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, yang dianggap pro-Bejing dan mendukung tindak kekerasan polisi terhadap demonstran.
Warga juga mendesak Hong Kong menganut sistem demokrasi penuh agar bisa memilih sendiri kepala eksekutif yang saat ini masih merupakan penunjukan dari Beijing.
Sejumlah perusahaan perwakilan dari perusahaan intan terbesar dunia asal Mumbai, Antwerp dan Ramat Gan, juga meminta panitia Hong Kong Jewellery and Gem Fair untuk menunda pelaksanaan ajang pameran besar perhiasan, yang bakal menyambut lebih dari 54 ribu pengunjung.
Awalnya ajang pameran ini bakal digelar pada September di Asia World Exposition dan Wan Chai Convention and Exhibition Center.
Menurut surat kepada panitia Informa Markets, para perwakilan perusahaan perhiasan ini mengatakan ada sekitar 30 – 40 persen peserta pameran menyatakan akan mundur.
“Kami juga meminta kompensasi keuangan dalam bentuk diskon atau pengembalian dana untuk semua perusahaan yang berpartisipasi,” kata perwakilan perusahaan perhiasan di Hong Kong seperti dilansir Reuters.