TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kehakiman Filipina membebaskan mantan wali kota sebagai terpidana pemerkosaan dan sejumlah pembunuhan setelah menjalani 24 tahun dari 360 tahun hukuman penjara.
Antonio Sanchez, nama terpidana itu dibebaskan dengan alasan berperilaku baik selama dalam penjara.
Namun, pembebasan bekas wali kota Calauan di provinsi Laguna itu memunculkan pertanyaan besar. Mereka menduga salah satu pengacara yang sekarang menjadi juru bicara presiden Rodrigo Duterte telah bermain dalam pembebasan Sanchez.
Menteri Kehakiman Menardo Guevarra seperti dilaporkan The Phillipine Star, mengatakan Sanchez, 70 tahun, menjadi satu dari 11 ribu terpidana yang dibebaskan dua bulan ke depan berdasarkan undang-undang baru.
Menurut Guevarra, undang-undang itu telah membuat ribuan terpidana, baik dalam kasus berat seperti Sanchez maupun terpidana umumnya.
Menanggapi kecurigaan itu, juru bicara presiden Duterte, Salvador Panelo mengatakan hal itu mengada-ada.
"Itu 27 tahun lalu, dan saya menarik diri bahkan sebelum dia mengajukan banding," ujarnya.
Sanchez membunuh seorang mahasiswa yang dihadiahkan stafnya untuknya pada 28 juni 1993. Perempuan ini diculik dari dekat kampusnya dan saat itu Sanchez menjabat sebagai wali kota Calauan.
Sanchez menyerahkan mahasiswa itu kepada 6 orang-orangnya yang kemudian memperkosanya dan kemudian menembak mati perempuan itu. Kekasih korban pun kemudian dibunuh dan tewas.
Sejumlah LSM di Filipina mengkritik undang-undang yang menguntungkan para terpidana. Ibu korban berjanji akan menghentikan langkah pembebasan mantan wali kota di selatan Metro Manila itu.