TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump mengatakan mulai mempertimbangkan untuk memotong pajak penghasilan untuk menghindari resesi Amerika Serikat.
Trump mengkonfirmasi opsi pemotongan pajak penghasilan selama pertemuan dengan Presiden Romania pada Selasa di Oval Office, menurut laporan CBS News, 21 Agustus 2019.
Sebelumnya sumber The Washington mengatakan kemungkinan pemotongan pajak penghasilan untuk stimulus ekonomi.
"Pajak penghasilan adalah hal yang kami pikirkan dan banyak orang yang menginginkan itu. Itu tentu akan berdampak pada pekerja di negara kita," kata Trump.
Gedung Putih mengklaim berulangkali ekonomi AS kuat, meski ada guncangan pasar pekan lalu ketika Donald Trump menunda tarif impor Cina.
New York Times melaporkan, Donald Trump akan mempertimbangkan memotong berbagaim macam pajak, termasuk pajak penghasilan.
Perusahaan-perusahaan yang disebut Donald Trump menjadi tulang punggung ekonomi AS kini mulai melemah.
United States Steel adalah salah satu yang menjadi acuan Donald Trump untuk tarif impor logam dan alumunium AS. Kini produksi United States Steel di Michigab mulai melemah. Pada Selasa penjualan Home Depot juga merosot terdampak tarif impor Trump terhadap Cina.
Menurut survei National Association of Business Economists menyimpulkan optimisme konsumen dan bisnis kecil menurun. Pertumbuhan pekerjaan kerah biru turun ke level terendah sejak Trump menjabat presiden. Pertumbuhan ekonomi, yang dijanjikan Trump akan tumbuh 5 atau 6 persen per tahun, kini menuju 2 persen.
Selain berpotensi memotong pajak penghasilan, yang akan menguntungkan pekerja dengan menempatkan lebih banyak uang di gaji mereka, Trump mengatakan bahwa ia sedang berpikir untuk secara sepihak mengurangi pajak capital gain. Langkah seperti itu sebagian besar akan menguntungkan investor kaya dengan mengurangi jumlah pajak yang terutang atas penjualan saham, obligasi dan investasi lainnya yang menguntungkan.
Ekonomi masih tumbuh dan pengangguran tetap pada level terendah dalam 50 tahun. Tetapi beberapa titik data ekonomi favorit pemerintah sekarang menunjukkan tanda-tanda perlambatan yang jelas. Investasi bisnis macet dan merosot ke belakang di musim semi.
Donald Trump pada Selasa menyarankan bahwa perang dagang dengan Cina akan berdampak pada beberapa kesulitan ekonomi, termasuk resesi Amerika Serikat yang singkat, jika itu membantu mengurangi defisit perdagangan barang-barang Amerika dengan US$ 500 miliar (Rp 7.122 triliun) barang Cina.