TEMPO.CO, Jakarta - Ulama Zakir Naik pada Selasa, 20 Agustus 2019, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Malaysia atas ucapannya soal rasis yang sekarang menjadi kontroversi. Permohonan maaf itu disampaikan sehari setelah dia diinterograsi oleh Kepolisian Federal Malaysia selama hampir 10 jam.
“Saya tidak pernah berniat menyakiti setiap individu atau komunitas karena ini bertentangan dengan nilai dasar Islam. Untuk itu, saya ingin menyampaikan permohonan maaf dari lubuk hati saya atas kesalah fahaman ini,” kata Zakir, dikutip dari aljazeera.com, Rabu, 21 Agustus 2019.
Zakir Naik, ulama asal India. Sumber: theweek.in
Sedangkan media di Malaysia, The Star, mewartakan Zakir telah dilarang memberikan ceramah ke publik Malaysia oleh polisi. Zakir dimintai keterangan oleh kepolisian selama 10 jam pada Senin, 19 Agustus 2019 atas ceramahnya yang dilakukan pada 8 Agustus 2019. Ketika itu, dia mengatakan umat Hindu Malaysia mendapatkan hak-haknya 100 kali lebih banyak dibanding umat Islam India, yang merupakan minoritas di India. Zakir juga menyebut etnis Cina Malaysia adalah tamu di Malaysia.
Ras dan agama adalah masalah sensitif di Malaysia, dimana sekitar 60 persen dari total populasi 32 juta jiwa adalah pemeluk agama Islam. Sisanya adalah etnis Cina dan India, yang sebagian besar beragama Hindu.
Di negara asalnya India, Zakir terkena tuduhan hukum pencucian uang dan ujaran kebencian. Ucapan Zakir soal ras itu telah membuatnya menuai kecaman karena dinilai mengadu domba antara etnis minoritas dan agama di Malaysia dengan kelompok masyarakat mayoritas di negara itu.