TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Presiden Filipina mengusulkan agar sekolah dan bank buka 24 jam untuk mengurai kemacetan lalu lintas di Manila.
Juru bicara Presiden Rodrigo Duterte, Salvador Panela, secara pribadi menyarankan agar sekolah dan bank beroperasi satu hari penuh.
"Apakah ada yang semacam ini di dunia? Sepertinya tidak ada. Jadi kenapa kita tidak mencobanya?" kata Panelo, seperti dikutip dari South China Morning Post, 20 Agustus 2019.
Panelo mengklaim langkah itu akan mengurangi kemacetan di siang hari dengan mengurangi jumlah orang di luar. "Bisakah Anda bayangkan jika kegiatan mereka dilakukan 24 jam, maka setengah dari orang akan keluar di malam hari dan setengah lainnya di siang hari."
Senator menyarankan para komuter di kota metropolitan seluas 620 km persegi itu membuat lebih banyak perjalanan dengan berjalan kaki, mengatakan bahwa pemerintah dapat menyisihkan uang dalam anggaran tahun depan untuk membangun fasilitas jalan setapak yang ditinggikan.
Grace Poe, yang mengetuai komite Senat pada layanan publik, mengatakan berjalan kaki akan membuat kota bergerak dan memiliki manfaat kesehatan.
Solusi telah ditawarkan, termasuk ercobaan terbaru yang gagal oleh Otoritas Pengembangan Metro Manila (MMDA) untuk memotong kemacetan di Epifanio de los Santos Avenue (EDSA), jalan raya utama yang mengelilingi ibu kota.
MMDA, badan yang mengelola lalu lintas kota, pada Juni melarang bus provinsi memasuki wilayah perkotaan dan membatasi semua bus yang menghubungkan EDSA dengan dua "jalur kuning". Tetapi upaya ini gagal dan media lokal menyebutnya monster kemacetan lalu lintas.
Kemacetan lalu lintas di Manila.[The Manila Times]
Pada 1 Agustus kemarin, Kepala Kantor Transportasi dan Manajemen Lalu Lintas Kota (CTTMO) mengatakan sistem Peak Hours Augmentation Bus (PHABS) akan segera beroperasi 24 jam sambil menunggu persetujuan dari Badan Transportasi Waralaba dan Regulator (LTFRB) Transportasi Darat, menurut laporan Kantor Berita Filipina.
PHABS, yang saat ini sedang dioperasikan oleh perusahaan bus swasta, mulai awal tahun ini untuk mengatasi meningkatnya kebutuhan akan angkutan umum untuk rute-rute kota yang kurang terlayani, seperti Catalunan Grande dan Toril District.
Bus-bus mulai beroperasi di rute yang ditugaskan dari jam 6.30 pagi sampai jam 9 pagi dan jam 5 sore hingga jam 9 malam, yang merupakan jam sibuk di kota.
Bus dan kereta api dari luar Manila mendatangkan sekitar 2 juta orang setiap hari, yang berarti populasi malam hari kota itu dari 12,8 juta membengkak menjadi 15 juta pada siang hari, menurut pakar perencanaan kota Nathaniel von Einsiedel.
Duterte, yang bertanggungjawab langsung atas MMDA, telah mendapat tekanan untuk memperbaiki janji kampanyenya mengurangi kemacetan pada bulan keenamnya menjabat.
Duterte bahkan menyombongkan diri pada bulan Juni dengan mengatakan, "Anda hanya menunggu ... (datang Desember) Anda tidak perlu khawatir tentang lalu lintas. Cubao dan Makati (distrik bisnis) hanya akan ditempuh sekitar lima menit."
Saat ini para pengendara beruntung jika mereka melintasi bentangan EDSA sepanjang 10,2 km antara Cubao dan Makati dalam 45 menit. Grup Patroli Jalan Raya Manila mengatakan mereka menyelesaikan perjalanan dalam empat menit, tetapi pada pukul 1 dini hari dengan pengawalan polisi.
Organisasi itu mengatakan akan menutup semua terminal bus provinsi di sepanjang EDSA dan secara ketat menegakkan kebijakan MMDA untuk memenuhi tenggat waktu Tahun Baru Duterte.
Aturan baru pada bus provinsi telah menarik kritikan dari kelompok advokasi hak komuter AltMobility PH, yang mengatakan peraturan memprioritaskan kendaraan pribadi daripada transportasi umum.
Kelompoknya mengatakan kebijakan "jalur kuning" dan larangan bus provinsi mendiskriminasi orang miskin.
Sekitar 1 juta orang menggunakan EDSA 23,8 km setiap hari. Cruz mengatakan 70 persen dari mereka adalah komuter yang secara kolektif mengambil sekitar 40 persen dari ruang jalan, sementara 30 persen sisanya dari pengguna berada di kendaraan pribadi tetapi menempati hingga 60 persen dari jalan raya.
Janji kampanye lain Duterte, untuk meningkatkan Manila Metro Rail Transit System Line 3 (MRT Line 3), yang berjalan bersama EDSA, belum terwujud. Kerusakan, kurangnya suku cadang dan sistem penuaan membuat tujuh kereta operasionalnya sekarang hanya mengangkut rata-rata 207.000 penumpang setiap hari, turun dari 463.000 penumpang pada 2017.
Einsiedel, yang pernah menjadi kepala perencanaan kota Metro Manila serta direktur regional di wilayah Asia-Pasifik Program Manajemen Perkotaan PBB, mengatakan bahwa MRT Manila salah rancang.
Dia mengatakan MRT3 seharusnya tidak menjadi kereta ringan karena memiliki kapasitas terbatas. Itu perlu proyek kereta api yang berat, tetapi karena perusahaan swasta yang membuatnya, maka perusahaan itu berhemat.
Catatan dari Kantor Transportasi Darat Filipina menunjukkan Metro Manila memiliki 2,79 juta kendaraan bermotor terdaftar tahun lalu, 8 persen lebih dari 2,6 juta pada tahun 2017.
Seorang mantan pejabat sektor transportasi Filipina, yang enggan disebut identitasnya, mengatakan kemacetan lalu lintas Manila memburuk karena kebijakan jalur kuning, rekor jumlah penjualan mobil dan praktik membayar supir bus per perjalanan dan berdasarkan komisi.