TEMPO.CO, Jakarta - Memperingati hilangnya gletser Islandia pertama akibat perubahan iklim yang dinamai Okjokull, pada Minggu, 18 Agustus 2019, dilakukan aksi protes di bekas lokasi gletser tersebut atau yang dinamai Ok, yang pernah membentang sejauh enam mil persegi sebelum mencair dan punah.
Gletser Okjokull dinyatakan punah sekitar satu dekade yang lalu oleh ahli Geologi Islandia, Oddur Sigurdsson. Pada hari Minggu kemarin, Sigurdsson membawa plakat kematian sebagai pengingat hilangnya gletser itu.
Aksi protes dilakukan oleh sekitar 100 dengan cara melakukan pendakian dua jam ke gunung berapi dan menempatkan plakat untuk memperingati gletser yang punah itu.
Banyak pejabat, aktivis, dan peneliti Islandia datang bersama untuk mengucapkan selamat tinggal dan menuntut tindakan untuk memerangi perubahan iklim. Dalam pemasangan plakat itu, diikuti pula acara pembacaan puisi, mengheningkan cipta dan pidato politik.
Gletser Okjokull Islandia Resmi Dinyatakan Punah. Sumber: AP/abc.net.au
Mereka yang mengikuti aksi ini membawa papan-papan protes yang menyebut perubahan iklim sebagai krisis. Mereka pun mendesak para pemimpin dunia agar menyatakan kondisi ini sebagai keadaan darurat.
"Saya tahu cucu-cucu saya akan bertanya kepada saya apa yang terjadi dan mengapa saya melakukan sesuatu untuk hal ini," kata Gunnhildur Hallgrimsdottir, 17 tahun, salah satu demonstran.
Sebelum punah, gletser Okjokull telah menjadi air murni yang diminum masyarakat selama ribuan tahun.
"Kematian simbolis dari gletser adalah peringatan bagi kami dan kami meminta agar dilakukan langkah-langkah," kata mantan presiden Irlandia Mary Robinson, yang menghadiri aksi ini bersama Perdana Menteri Islandia Katrin Jakobsdottir.
Menurut Sigurdsson, semua massa es di Islandia bisa hilang dalam 200 tahun. Dengan begitu, saat ini sudah semakin sedikit waktu untuk melakukan langkah-langkah.
Sedangkan Perdana Menteri Jakobsdottir mengatakan pihaknya akan menjadikan perubahan iklim sebagai prioritas ketika para pemimpin Nordik dan Kanselir Jerman Angela Merkel bertemu di ibu kota Reykjavik pada Selasa, 13 Agustus 2019 nanti.
TIME.COM ABC CBS MEIDYANA ADITAMA WINATA