TEMPO.CO, Washington - Rencana kunjungan dua anggota Kongres AS yaitu Rashida Tlaib dan Ilhan Omar menimbulkan perdebatan di Israel dan Amerika Serikat.
Sikap pro dan kontra muncul mengenai rencana kedatangan kedua anggota Kongres ini, yang dikenal kerap bersikap kritis terhadap kebijakan Israel terhadap Palestina.
Media Jerusalem Post melansir daftar kegiatan Tlaib, yang berasal dari Palestina, dan Omar, yang merupakan keturunan Somalia, di Israel dan Palestina.
Keduanya berencana mengunjungi pusat populasi warga Palestina di Yerusalem dan Tepi Barat. Keduanya juga bakal bertemu dengan sejumlah aktivis lembaga nir-laba Palestina dan kelompok-kelompok Hak Asasi Manusia.
Daftar kegiatan itu tertera dalam jadwal dengan judul “Delegasi ke Palestina”.
Berikut ini sejumlah pernyataan tokoh baik pro dan kontra mengenai rencana kedatangan ini seperti dikutip dari CNN dan Aljazeera:
1. PM Israel Benjamin Netanyahu
“Rencana dua anggota perempuan Kongres AS hanya untuk merusak Israel dan mengajak melawan Israel,” kata Netanyahu saat dia mengumumkan larangan kunjungan Tlaib dan Omar.
2. Ketua DPR AS, Nancy Pelosi
“Larangan Israel kepada anggota perempuan Kongres AS Tlaib dan Omar untuk masuk merupakan tanda kelemahan dan merendahkan wibawa besar Israel,” kata Pelosi, yang merupakan politikus Partai Demokrat. “Pernyataan Presiden tetang anggota Kongres ini merupakan tanda tidak menghormati dan sikap acuh dan merendahkan wibawa kantor Presiden,” kata Pelosi tentang Trump.
3. Chuck Schumer
Ketua Fraksi Demokrat di Senat AS, Chuck Schumer, mengatakan,”Keputusan Israel tidak memberi izin sebagai tanda kelemahan, bukan kekuatan. Itu hanya akan melukai hubungan Israel dan AS dan dukungan bagi Israel di Amerika. Banyak pendukung Israel akan merasa sangat kecewa atas keputusan itu, yang harus diubah pemerintah Israel.”
4. Donald Trump
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan lewat cuitan,”Itu akan menunjukkan kelemahan Israel jika mengizinkan wakil rakyat Omar dan Tlaib datang berkunjung. Mereka membenci Israel dan semua orang Yahudi. Dan tidak ada yang dapat dikatakan atau dilakukan untuk mengubah pikiran mereka.”