TEMPO.CO, Hong Kong – Polisi Hong Kong mengatakan masih memiliki sumber daya untuk mengendalikan situasi demonstrasi.
Tiga orang komandan senior polisi Hong Kong mengatakan mereka tidak tahu soal adanya rencana pemerintah Cina untuk meningkatkan kemampuan pasukan untuk menangani demonstrasi, yang kerap berujung bentrok fisik antara pengunjuk rasa dan petugas.
Mereka menganggap rencana pemerintah Cina itu bakal mempersulit kerja polisi Hong Kong.
“Saya tidak bisa membayangkannya,” kata seorang komandan senior polisi Hong Kong seperti dilansir Channel News Asia pada Jumat, 16 Agustus 2019.
Petugas polisi yang tidak ingin diungkap identitasnya ini melanjutkan,”Kami punya kemampuan memadai pada level operasional. Saya pikir kami punya determinasi. Ada kesatuan dan kekuatan yang terus bekerja.”
Dia adalah satu dari tiga komandan senior yang berbicara kepada media asing secara anonim karena tidak mendapat kewenangan untuk bicara ke publik. Ketiganya meminta identitasnya dirahasiakan.
Secara umum, ketiga komandan polisi ini mengatakan telah menggunakan kekuatan secara proporsional untuk menangani demonstrasi Hong Kong. Ini untuk menanggapi tudingan demonstran dan media bahwa polisi menggunakan kekuatan berlebihan untuk membubarkan aksi unjuk rasa yang terus terjadi setiap pekan ini.
Polisi, misalnya, dituding kerap menggunakan gas air mata, peluru karet dan tongkat pemukul untuk membubarkan massa demonstran secara paksa. Belakangan, polisi juga menggunakan kanon air atau water canon.
“Ini isu politik. Dan isu politik membutuhkan solusi politik,” kata salah satunya.
Saat ini, polisi Hong Kong memiliki pasukan sebanyak 28 ribu orang. Sekitar 3 ribu orang telah dikerahkan untuk berhadapan dengan pengunjuk rasa di garis terdepan.
“Kami belum dikerahkan secara penuh saat ini,” kata salah satu dari mereka.
Saat ini, polisi dan otoritas Hong Kong belum pernah membahas mengenai kemungkinan Beijing mengirim pasukan tambahan. Juga belum ada protokol atau tata cara yang mengatur soal ini.
Salah satu polisi mengaku keluarganya mendapat ancaman dari warga Hong Kong yang mengetahui profesionya sebagai polisi.
“Orang itu bilang ke anak saya bahwa apa yang saya lakukan menjijikkan dan seharusnya anak saya merasa malu,” kata polisi Hong Kong ini.