TEMPO.CO, Jakarta - Ulama Zakir Naik menuding kata-katanya sudah diplintir media dan salah kutip. Hastag #ZakirNaik saat ini menduduki peringkat ketiga dalam trending Twitter Malaysia pada Rabu, 14 Agustus 2019 menyusul tersebar luasnya ucapan Zakir di media sosial.
"Saya memuji pemerintah Malaysia karena keislamannya dan memperlakukan umat Hindu dengan adil, minoritas sedang diplintir dan salah kutip agar sesuai dengan keuntungan politik dan menciptakan keretakan komunal," kata Zakir, Rabu, 15 Agustus 2019.
Namun sejumlah rekaman video yang diunggah oleh portal berita Malaysiakini memperlihatkan bagaimana Zakir menyerang pemeluk Hindu di Malaysia dan etnis Cina.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima dai asal India Zakir Naik, Sabtu malam, 4 Maret 2017, di rumah dinas Wapres. Foto: Instagram
Zakir memancing kemarahan masyarakat Malaysia setelah menyarankan agar etnis Cina Malaysia pulang ke tempat asal. Hal ini mendorong gagasan agar izin tinggal Zakir dicabut.
Dia juga menyebut umat Hindu di Malaysia lebih setia kepada Perdana Menteri India Narendra Modi ketimbang pada Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad.
Dikutip dari aljazeera.com, Kamis, 15 Agustus 2019, Menteri Perairan, Tanah dan Sumber Daya Alam Malaysia Xavier Jayakumar mengatakan jika Malaysia mengabaikan pernyataan-pernyataan Zakir dan membiarkannya tetap tinggal di Malaysia, maka hal ini bisa mengarah pada perpecahan ras dan agama.
"Kami tidak ingin individu seperti itu mengeluarkan pernyataan-pernyataan hasutan dengan tujuan mendorong perpecahan Muslim dan non-muslim di Malaysia," kata Jayakumar.
Kantor berita Bernama pada Selasa malam, 13 Agustus 2019, mewartakan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan tidak akan memulangkan Zakir ke India karena khawatir dia akan dibunuh di sana. Di India, Zakir menghadapi tuntutan dugaan pencucian uang dan terorisme.