TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI dan KJRI Hong Kong terus memonitor situasi keamanan WNI di Hong Kong meski Bandara Hong Kong sudah kembali normal pada Rabu.
Menurut laporan CNN, 14 Agustus 2019, Bandara Internasional Hong Kong kembali beroperasi Rabu, hanya beberapa jam setelah ribuan demonstran anti-pemerintah memblokir akses ke terminal utama, untuk sementara melumpuhkan pusat transportasi untuk malam kedua berturut-turut.
Lima orang ditangkap dan enam dirawat di rumah sakit, kata pihak berwenang.
Dalam rilisnya, Kementerian Luar Negeri RI bersama KJRI Hong Kong mengkonfirmasi rombongan atlet renang telah kembali ke Indonesia.
Seperti diberitakan, ada 47 orang anggota delegasi renang DKI Jakarta di Hong Kong. Tim ini mengikuti perlombaan renang Hong Kong Open Swimming Championship 2019. Acara berlangsung sejak pertengahan pekan lalu.
Sementara 13 pekerja migran Indonesia telah mendapat jadwal penerbangan ke tanah air. KJRI juga telah memberikan bantuan kepada PMI antara lain menyediakan makanan dan minuman serta keperluan lain.
Penumpang melihat barikade pengunjuk rasa yang memblokir gerbang keberangkatan dengan troli saat demonstrasi di Bandara Hong Kong, Cina, 13 Agustus 2019. REUTERS/Thomas Peter
Pemerintah Hong Kong telah membuat halaman di salah satu situs web pariwisata yang menawarkan informasi kepada wisatawan tentang informasi terkini, transportasi umum dan situasi bandara, serta respons pemerintah terhadap tindakan protes dan gangguan layanan publik.
Sementara pada hari Rabu, para demonstran menyadari kesan negatif yang mereka tunjukkan dan meminta maaf. "Kami meminta maaf atas perilaku kami, tetapi kami terlalu takut," tulis salah satu pesan di forum online yang digunakan oleh pengunjuk rasa. "Polisi kami menembak kami, pemerintah mengkhianati kami, institusi sosial mengecewakan kami. Tolong bantu kami," dikutip dari New York Times.
"Mohon terima permintaan maaf kami yang tulus kepada semua penumpang, wartawan, paramedis," tulis unggahan lain. "Kami akan belajar dari kesalahan kami. Tolong beri kami kesempatan kedua untuk membuktikan diri bahwa kami bisa lebih baik."
CEO Otoritas Bandara Hong Kong Lam Tin-fuk mengatakan perintah pengadilan yang dikeluarkan hari ini, yang membatasi orang untuk mengakses bandara, adalah satu-satunya cara untuk memastikan operasi yang aman dari bandara.
CEO menolak untuk mengungkapkan jumlah anggota keamanan bandara yang bertugas tadi malam, tetapi mengatakan bahwa mereka telah mencoba yang terbaik dan tidak dapat mengantisipasi massa.
Lam juga mengakui bahwa 28 negara telah mengeluarkan travel advisory ke Hong Kong.
Tercatat hampir 1.000 penerbangan terdampak oleh protes minggu ini di bandara Hong Kong, menurut CEO Otoritas Bandara Hong Kong.