TEMPO.CO, Jakarta - Gigi palsu tersangkut di tenggorokan pasien selama delapan hari setelah menjalani operasi.
Pria 72 tahun yang tidak diungkap identitasnya, menjalani operasi di rumah sakit untuk menghilangkan benjolan yang tidak berbahaya di dinding perutnya, tetapi enam hari kemudian dia kembali setelah menemukan darah di mulutnya dan merasa sakit dan sulit menelan makanan.
Baca Juga:
Menurut sebuah laporan dalam jurnal medis BMJ Case Reports, dikutip Sky News, 13 Agustus 2019, dia pulang setelah diberi resep obat kumur, antibiotik, dan steroid. Menurut dokter rasa sakitnya merupakan efek dari memiliki selang di tenggorokannya selama operasi dan infeksi pernapasan.
Namun dua hari kemudian, pensiunan tukang listrik itu kembali ke A&E dengan gejala yang semakin memburuk, yakni tidak mampu menelan obat apa pun yang ia terima dan diduga terkena pneumonia.
Dokter kemudian menemukan bahwa dia memiliki benda setengah lingkaran di pita suara, yang menyebabkan pembengkakan di bagian dalam.
Laporan itu mengatakan pria itu mengungkapkan bahwa giginya hilang selama perawatan bedah umum delapan hari sebelumnya.
Sinar-X mendeteksi benda asing, yang ternyata gigi palsu, yang bersarang di tenggorokannya. Dia kemudian dioperasi dan pulang enam hari setelahnya.
Ini bukan kasus pertama gigi palsu masuk ke dalam tubuh ketika anestesi diberikan.
"Tidak ada pedoman nasional tentang bagaimana gigi palsu harus dikelola selama anestesi. Tetapi diketahui bahwa membiarkan gigi palsu selama ventilasi bag-mask memungkinkan penyegelan yang lebih baik selama induksi, dan oleh karena itu, banyak rumah sakit memungkinkan gigi palsu dilepas segera sebelum intubasi," kata laporan itu.
Menurut penulis jurnal medis tersebut, pelajaran yang bisa diambil adalah mendokumentasikan dengan jelas sebelum dan sesudah prosedur keberadaan gigi palsu, dan memastikan semua anggota tim bedah tahu apa yang mesti dilakukan dengan gigi palsu pasien.