TEMPO.CO, Jakarta - Pada Senin, Korea Selatan mengeluarkan Jepang dari daftar negara-negara yang berhak atas perlakuan istimewa dalam perdagangan bilateral, menyusul sengketa diplomatik dua negara.
Tindakan balasan Korea Selatan telah diprediksi sejak Jepang mengambil tindakan serupa terhadap Korea Selatan pada 2 Agustus lalu. Namun langkah itu memberikan Washington dengan bukti baru bahwa Korea Selatan dan Jepang tidak akan menyerah dalam waktu dekat, meskipun Presiden Trump telah mendesak mereka berdua untuk dialog.
Menurut laporan New York Times, 12 Agustus 2019. penghapusan Jepang dari "daftar putih" Korea Selatan atas 29 mitra dagang paling tepercaya akan berlaku pada bulan September, kata Sung Yun-mo, menteri perdagangan, industri, dan energi Korea Selatan.
Tidak segera jelas bagaimana pengetatan ekspor mengontrol Korea Selatan dan Jepang yang telah diperkenalkan terhadap satu sama lain akan mempengaruhi perdagangan bilateral, karena langkah-langkah tersebut tidak melarang jenis perdagangan tertentu secara langsung.
Sebaliknya, mereka hanya memberi negara-negara alat untuk memperlambat atau menghentikan pengiriman barang sensitif.
Dalam kebijakan perdagangannya yang baru diumumkan pada hari Senin, Korea Selatan membagi mitra dagangnya menjadi tiga kelompok, bukan dua kelompok saat ini, dan memasukkan Jepang ke kelompok kedua yang baru dibentuk, untuk negara-negara yang praktik kontrol ekspornya tidak memenuhi standar internasional.
"Kriteria baru dibuat karena Korea Selatan merasa sulit untuk bekerja sama dengan negara yang sering melanggar aturan dasar kontrol ekspor internasional atau yang sering mengoperasikannya dengan cara yang tidak pantas," kata Sung, tanpa menyebut Jepang.
Jepang adalah satu-satunya negara yang ditempatkan di kelompok kedua yang baru dibentuk ini.
Di bawah pedoman baru, perusahaan Korea Selatan mengirim barang strategis sensitif Jepang, seperti yang dapat digunakan untuk membuat senjata, harus mengisi dokumen tambahan. Proses persetujuan juga bisa memakan waktu hingga tiga kali lebih lama.
Korea Selatan tidak merinci praktik perdagangan Jepang mana yang gagal memenuhi norma internasional, tetapi para pejabatnya menuduh Tokyo melanggar prinsip-prinsip perdagangan bebas internasional bulan ini ketika Korea Selatan dihapus dari daftar putih negara-negara di bawah pembatasan perdagangan minimal. Jepang juga telah menerapkan kontrol yang lebih ketat terhadap ekspor tiga produk kimia yang banyak digunakan dalam pembuatan dua ekspor terpenting Korea Selatan, yakni semikonduktor dan komponen layar untuk televisi dan smartphone.
Selain janji pembalasan dari pemerintah Korea Selatan, anggota masyarakat Korea Selatan juga memboikot barang-barang konsumen Jepang dan perjalanan liburan ke negara pulau.
Korea Selatan dan Jepang telah sering memiliki perselisihan diplomatik dan teritorial yang berakar pada pemerintahan kolonial Jepang di Korea dari tahun 1910 sampai menyerah kepada pasukan Sekutu pada tahun 1945 pada akhir Perang Dunia II.
Tetapi hubungan bilateral semakin memburuk di bawah Perdana Menteri Jepang Abe Shinzo dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.