TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis pro demokrasi Hong Kong mengumpulkan HK$ 15,4 juta atau Rp 28 miliar dalam kampanye penggalangan dana di seluruh dunia.
Menurut laporan South China Morning Post, 12 Agustus 2010, inisiatif online pertama kali muncul di forum internet LIHKG sekitar pukul 10.30 pagi pada hari Senin, dan mencapai target awal HK$ 7,8 juta (Rp 14 miliar) dalam waktu sekitar satu setengah jam.
Ketika ditutup sekitar pukul 13.30 pm, lebih dari 22.500 orang telah berkontribusi menyumbang.
Langkah itu terjadi setelah bentrokan antara demonstran dan polisi antihuru-hara di stasiun kereta pada Minggu malam. Polisi menembakkan gas air mata di dalam stasiun Kwai Fong, dan juga menembakkan peluru lada dari jarak dekat pada pengunjuk rasa di dalam stasiun Tai Koo.
Ini adalah kampanye iklan crowdfunding ketiga oleh pengunjuk rasa, yang berharap dapat memberi tekanan pada para pemimpin Hong Kong dan Beijing di panggung dunia.
Dua kampanye pengumpulan dana pertama pada awal Juli berhasil mengumpulkan hampir HK$ 10 juta (Rp 18 miliar). Iklan pertama ditampilkan di setidaknya 20 surat kabar utama di 13 negara selama KTT G20 di Osaka. Aktivis berharap untuk mempublikasikan iklan di lebih banyak publikasi saat ini.
Pada unggahan LIHKG, panitia dari dua kampanye panggalangan dana pertama mengatakan mereka bergabung untuk mendesak Amerika Serikat dan Inggris agar memberikan sanksi kepada para pejabat Hong Kong, dan untuk meningkatkan kesadaran global atas penggunaan kekuatan berlebihan oleh polisi.
"Sejak 9 Juni, perlakuan tidak manusiawi yang dialami warga Hong Kong sudah melampaui apa yang bisa diterima masyarakat beradab," tulis mereka di forum LIHKG.
"Kampanye penggalangan dana ini adalah eskalasi lain untuk mengungkapkan kepada dunia bagaimana pemerintah Hong Kong menggunakan langkah-langkah ekstrem untuk menindak pembangkang, menggunakan 'senjata kimia' tanpa pandang bulu, dan menembak warga dalam jarak dekat."
Dalam konferensi pers pada hari Senin, para aktivis menuduh polisi mengubah kota itu menjadi "ladang penyiksaan semalam".
"Penggunaan berlebihan kekuatan ilegal oleh polisi Hong Kong menunjukkan niat mereka untuk membunuh dalam banyak kasus, polisi harus segera diselidiki secara independen," kata juru bicara Catrina Ko.
Polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa di dalam stasiun MTR Kwai Fong.[Felix Wong/SCMP]
Pada hari Senin, polisi mengatakan mereka hanya menembakkan satu tabung gas air mata dan dua peluru karet di dalam stasiun Kwai Fong untuk membela diri.
Adapun stasiun Tai Koo, polisi mengatakan bola lada tidak mematikan dan hanya bagian dari operasi penangkapan terhadap demonstran yang rusuh, tetapi berjanji untuk meninjau prosedur penggunaannya.
Kepala Sekretaris Matthew Cheung Kin-chung juga mendukung polisi dan mengatakan mereka profesional dalam menangani situasi yang sulit.
Lebih banyak aksi unjuk rasa telah diselenggarakan untuk menuntut tindakan dari komunitas internasional. Perwakilan serikat mahasiswa universitas akan mengadakan rapat umum pada 16 Agustus di Chater Garden, Central.
Tujuannya adalah untuk mendorong Inggris untuk menyatakan bahwa Cina telah melanggar Deklarasi Bersama Cina-Inggris, perjanjian yang menandai penyerahan Hong Kong dari Inggris ke Cina pada tahun 1997.
Beberapa unggahan online di Hong Kong juga menyerukan demonstrasi global pada hari berikutnya, termasuk di AS, Inggris, Australia, Selandia Baru dan Jepang.