TEMPO.CO, Jakarta - Seluruh penerbangan keluar Hong Kong dibatalkan setelah demonstran menduduki bandara di Pulau Lantau.
Pada Senin, kepala bandara memerintahkan seluruh maskapai penerbangan menunda keberangkatan setelah ribuan demonstran anti-pemerintah menduduki bandara Hong Kong, menurut laporan South China Morning Post, 12 Agustus 2019.
Penerbangan masuk yang sudah mengudara akan diizinkan mendarat, tetapi penerbangan yang belum berangkat akan ditunda.
Demonstrasi menandai hari keempat berturut-turut protes di pusat Pulau Lantau, salah satu bandara internasional tersibuk di dunia, ketika kemarahan anti-pemerintah terus berlanjut.
Pengunjuk rasa berdemonstrasi di Bandara Internasional Hong Kong pada Jumat, 26 Juli 2019. Reuters
Pada Ahad, bentrokan antara demonstran dan polisi meningkat, dengan dua kubu saling berkejaran di seluruh distrik termasuk Tsim Sha Tsui, Sham Shui Po, Kwai Chung dan Causeway Bay. Malam itu berakhir dengan adegan yang belum pernah terjadi sebelumnya di dalam stasiun MTR ketika petugas melepaskan gas air mata di dalam stasiun Kwai Fong dan menyerbu demonstran di dalam stasiun Tai Koo.
Di antara 40 orang yang dilarikan ke rumah sakit akibat bentrokan adalah seorang perempuan, yang dilaporkan terkena tembakan peluru karet di Tsim Sha Tsui. Seorang dokter mengatakan dia bisa kehilangan mata kanannya.
Pada Senin siang, Otoritas Bandara meningkatkan keamanan di Bandara Internasional Hong Kong, dengan akses ke ruang keberangkatan Terminal 1 terbatas untuk penumpang dengan dokumen perjalanan dan tiket pesawat yang berlaku selama 24 jam berikutnya.
Hong Kong telah dilanda demonstrasi yang memasuki minggu kesepuluh. Aksi unjuk rasa dan pawai, pengepungan kantor polisi, dan pawai telah melumpuhkan transportasi umum.
Sampai jam 3 sore, ribuan demonstran bergabung dengan massa melakukan aksi duduk di aula kedatangan Bandara Internasional Hong Kong.