TEMPO.CO, Jakarta - Teroris penembakan El Paso mengaku kepada polisi dirinya sengaja mengincar orang-orang Meksiko.
Tersangka bernama Patrick W. Crusius, 21 tahun, ditangkap beberapa menit setelah penembakan massal di Walmart yang menewaskan 22 orang.
Menurut laporan New York Times, 10 Agustus 2019, dokumen berita acara yang ditulis oleh Detektif Kepolisian El Paso Adrian Garcia, mengungkap pelaku sengaja menembak ke arah pelanggan dan karyawan di toko Walmart.
Setelah melepaskan hak Miranda-nya, Crusius mengatakan dia telah menggunakan senapan serbu AK-47 dan membawa beberapa magazin dari Allen, Texas, untuk melakukan pembunuhan, tulis Detektif Garcia.
Ibu Crusius menelepon Departemen Kepolisian Allen pada minggu-minggu sebelum penembakan, menanyakan apakah putranya cukup dewasa untuk memiliki senapan yang baru saja dia pesan.
Teroris penembakan El Paso Patrick W. Crusius terekam CCTV saat kejadian.[The Independent]
Pihak berwenang mengatakan bahwa Patrick menulis sebuah manifesto empat halaman yang mengatakan dia sedang melakukan serangan itu sebagai respons terhadap invasi Hispanik di Texas, untuk menargetkan orang Latin dalam sejarah Amerika modern.
Dari para korban, tujuh adalah warga negara Meksiko, menurut kantor pemeriksa medis Kabupaten El Paso. Empat belas orang Amerika dan satu orang Jerman.
Tersangka menghadapi dakwaan pembunuhan dan ditahan tanpa jaminan. Jaksa penuntut El Paso telah berjanji untuk mencari hukuman mati bagi Patrick, dan jaksa federal sedang mempertimbangkan untuk menuntut tersangka penembakan El Paso berdasarkan undang-undang kejahatan rasial, serta undang-undang senjata api yang dapat menjatuhkan hukuman mati.