TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku bom bunuh diri Somalia yang menewaskan wali kota Mogadishu ternyata PNS tuna netra dan bekerja untuk pemerintah daerah.
Selain wali kota, ledakan pada 24 Juli kemarin juga menewaskan enam orang lain.
Badan keamanan Somalia mengatakan perempuan itu mendapat bantuan dari seorang rekan kerja di pemerintah kota sebelum serangan bunuh diri.
Kelompok militan yang terkait dengan Al Qaeda, Al Shabaab, yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintah Somalia yang didukung PBB, mengaku bertanggung jawab atas serangan 24 Juli di ibukota Somalia itu, menurut laporan Mirror.co.uk, 10 Agustus 2019.
Wali Kota Abdirahman Omar Osman, yang sebelumnya menjabat sebagai anggota Dewan Partai Buruh di London, meninggal karena luka-lukanya seminggu kemudian di rumah sakit Qatar.
Sementara mendiang Wali Kota Osman melarikan diri sebagai pengungsi ke Inggris setelah perang saudara meletus di Somalia pada tahun 1991, memperoleh gelar master, menjadi warga negara yang dinaturalisasi dan bekerja di departemen perumahan di London borough dari Ealing.
Dia kemudian kembali ke Somalia untuk membantu membangun kembali tanah kelahirannya yang hancur karena perang di Tanduk Afrika.
"Temuan awal menunjukkan seorang perempuan yang bekerja di pemerintah daerah meledakkan dirinya dengan bantuan perempuan lain, yang...juga bekerja di pemerintah daerah," tulis Kementerian Keamanan Somalia.
Wali Kota Mogadishu Abdirahman Omar Osman.[REUTERS]
Ini pertama kalinya al Shabaab menggunakan penyandang disabilitas sebagai pembom bunuh diri. Kementerian keamanan mengatakan pembom bunuh diri menggunakan keterbatasannya untuk melewati keamanan dan mencapai kantor wali kota.
Sebulan sebelum pengeboman, kedua perempuan itu pergi dari tempat kerja dan mengunjungi daerah Somalia yang dikuasai oleh al Shabaab.
"Dia menyalahgunakan keterbatasannya dan bertindak memusuhi atasan dan orang-orang yang bekerja dengannya," kata pernyataan kementerian.
Sementara Kementerian Keamanan Somalia mengatakan keberadaan rekan kerja pelaku bom bunuh diri, yang membantunya melakukan serangan, saat ini tidak diketahui.