Analis memperkirakan bahwa penjualan minyak asing Iran setelah sanksi AS, telah turun tajam dari 2,5 juta barel sehari sebelum sanksi pertama diberlakukan pada 2018, menjadi sekitar 500.000 barel per hari sekarang.
Perang dingin telah menjalar ke laut, di mana Iran disalahkan atas serangan sabotase terhadap enam kapal tanker minyak, dan udara, di mana Amerika Serikat dan Iran masing-masing menjatuhkan pesawat drone satu sama lain.
Bulan lalu, Inggris menangkap sebuah kapal tanker Iran di Gibraltar yang katanya menuju Suriah sebagai pelanggaran terhadap sanksi internasional terhadap Suriah. Iran membalas dengan menyita sebuah kapal tanker Inggris di Teluk Persia.
Perang informasi telah lebih tenang tetapi tidak kalah pentingnya. Informasi tentang produksi minyak Iran, harga, penjualan dan ekspor adalah alat penting bagi Washington untuk mengukur dampak sanksi dan melakukan kampanye tekanan maksimum terhadap Iran.
"AS menginginkan informasi tentang ekspor minyak sehingga mereka dapat memiliki perkiraan tentang berapa banyak mata uang yang dihasilkan Iran," kata Elizabeth Rosenberg, seorang analis di Center for a New American Security dan mantan pejabat senior Departemen Keuangan pemerintahan Obama. "Lalu mereka dapat memiliki perkiraan tentang seberapa banyak mereka harus menekan Iran untuk membuat para pemimpinnya mengubah perhitungan politik mereka."
Iran adalah target intelijen yang tangguh karena Iran bekerja melalui hubungan kepercayaan pribadi, katanya, menghindari beberapa tanda dan mekanisme perdagangan minyak internasional dan beroperasi dengan prosedur yang ketat.
Iran telah mengadopsi serangkaian langkah-langkah untuk menghindari sanksi, kata para pedagang dan pakar minyak, termasuk mematikan pelacak GPS pada tanker minyaknya, mentransfer minyak dari kapal ke kapal di perairan terbuka, mencampur minyaknya dengan minyak Irak yang meninggalkan pelabuhan Basra, dan memalsukan manifes pengiriman untuk mencerminkan asal non-Iran.
Iran juga memperketat sistem perdagangan minyaknya dan meningkatkan keamanan untuk membuatnya lebih sulit untuk ditembus dan dilacak. Tiga pedagang minyak Iran mengungkapkan ini..
Ribuan pialang bebas yang mengatur transaksi minyak antara pembeli dan Kementerian Perminyakan digantikan oleh segelintir pedagang resmi yang diperiksa. Mereka melapor ke empat pejabat senior Kementerian Minyak, yang telah membagi pasar berdasarkan wilayah.
Mantan menteri minyak dan komandan Garda Revolusi, Rostam Ghasemi, mengambil alih ekspor ke Suriah. Tiga lainnya menangani Cina, India, dan Eropa.
Setiap rencana pembelian disesuaikan tergantung pada siapa yang membeli, berapa banyak yang mereka beli, dan ke mana kargo pergi, dengan mengubah metode untuk menghindari pemantau sanksi.
Pembeli diharuskan mengirim perwakilan ke Teheran sebagai cara untuk melindungi informasi dan untuk mengidentifikasi klien yang serius.
Pedagang diperintahkan untuk tidak membahas harga, pengiriman atau pembayaran dengan calon klien. Pekerjaan utama mereka adalah menentukan apakah calon pembeli itu sah, dan kemudian mengirim proposal ke salah satu dari empat pejabat senior.
Sayap keamanan Kementerian Minyak mengadakan lokakarya reguler dan sesi pengarahan untuk melatih para pedagang tentang taktik keamanan dan kontra-misi.
"Ruang di sekitar kita menjadi sangat berorientasi pada keamanan," kata Sharafi, salah satu pedagang.
Untuk mendorong pembeli, Iran biasanya menjual minyaknya sekitar US$ 4 per barel (Rp 56 ribu) di bawah harga pasar. Dibutuhkan uang muka 10 persen dan pembayaran penuh sebelum mengizinkan barel minyak diturunkan di pelabuhan tujuan.
Fase pembayaran adalah langkah yang paling dijaga ketat. Rekening bank luar negeri dibuka dan ditutup dalam beberapa jam, cukup lama untuk melakukan setoran dan transfer. Sementara transaksi-transaksi itu berlangsung, para pedagang dan pembeli diawasi di sebuah wisma milik Kementerian Perminyakan. Mereka disajikan kebab dan teh Persia dan telepon mereka disita untuk mencegah kebocoran.
Setelah kesepakatan selesai, mereka bebas untuk pergi. Pedagang minyak mengatakan sistem baru ini tampak berhasil.
Farshad Toomaj, seorang mantan pedagang yang berkonsultasi dengan Kementerian Perminyakan dari Swedia, mengatakan "Ketakutan terburuk kami tentang ekonomi yang runtuh tidak terwujud," dan mengakui industri minyak Iran telah menjadi sangat kreatif dan canggih dalam menghasilkan cara dinamis untuk menjual minyak.